KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pemkab Kebumen, kini tengah melaksanakan beberapa pembangunan untuk menata kota. Salah satunya yakni pembangunan Alun-Alun Kebumen. Pembangunan tersebut tentunya tak luput dari perhatian masyarakat.
Beberapa diantaranya ada yang menyukainya, sebab dengan dibangun tentunya Alun-alun akan menjadi lebih baik lagi. Namun terdapat pula masyarakat yang mencibir pembangunan tersebut. Hal ini muncul di media sosial.
Diantaranya terdapat cletukan “wong wis apik-apik, alun-alun malah diobrak-abrik”. Hal ini memicu Ketua PCNU Kebumen KH Dawamudin Masdar MAg angkat bicara. Pihaknya menjelaskan dengan sedang digarapnya proyek renovasi Alun-alun Kebumen masih ada sebagaian masyarakat yang mungkin masih “suudzan” kepada Bupati.
“Ini diantaranya cletukan mereka yang muncul adalah “wong wis apik-apik, alun-alun malah diobrak-abrik”. Ya kita mesti harus memahami bahwa tidak semua elemen masyarakat Kebumen itu tahu dan memahami tentang grand master plane renovasi alun-alun tersebut. Mungkin saja karena kurangnya sosialisasi ke masyarakat luas oleh pihak-pihak terkait,” tuturnya, Rabu (6/9/2023).
KH Dawam menegaskan menurut analisisnya, setelah membaca grand desain renovasi Alun-alun Kebumen, pihaknya berkesimpulan bahwa apa yang dilakukan oleh Pemkab dalam hal ini Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH, MH itu benar-benar terinspirasi oleh semboyan Ulama Nusantara.
Semboyan tersebut yakni “Al-Muhafadzah ‘ala al-Qadimish al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al- Ashlah” yang punya makna mempertahankan nilai-nilai lama yang baik, dan mengambil yang baru atau modern yang lebih baik.
“Jadi konsep renovasinya adalah mengolaborasikan antara nilai-nilai klasik atau juga kearifan lokal (local wisdom) dengan tampilan yang modern. Oleh karena itu konsep renovasi Alun-alun Kebumen itu, bukan hanya sekedar bongkar untuk diganti, tapi ada unsur-unsur filosofis yakni mengawinkan nilai-nilai Tradisional Jawa dengan nilai-nilai modernitas,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengajak kepada masyarakat secara bersama-sama menunggu sampai jadi dengan sempurna renovasinya. Jangan belum apa-apa sudah komentar yang tidak proporsional. Berdasarkan konsep/ gambar rencana renovasi Alun-alun Kebumen.
“Nantinya kalau sudah rampung dan sempurna Alun-alun Kebumen akan kelihatan rapih, tertata apik,” paparnya.
Salah satu filososfi yang dipakai, lanjut KH Dawam yakni penataan model Mataram Islam. Yakni Sebelah Utara sebagai pusat kendali pemerintahan (Pendopo), Sebelah Barat tempat mengasah spiritualitas hamba (Masjid Agung), Tengah Alun-alun sebagai tempat berkumpul dan berkolaborasinya rakyat dengan pemimpin pemerintahan dan sebelah timur berupa kegiatan ekonomi (foodcourt, kuliner) dalam bangunan perahu.
“Alun-alun Kebumen yang diberi nama Alun-alun Pancasila itu juga dilengkapi tempat parkir mobil di tiga titik. Sehinga tidak akan mengganggu arus lalu lintas public. Juga ada Jogging track, tempat pertunjukan senibudaya/ panggung hiburan rakyat, dan banyak bangku sebagai tempat santai dan bersosialisasi warga masyarakat,” ungkapnya.
Walaupun begitu pemkab dalam hal ini Bupati Kebumen juga harus dengan lapang dada menerima kritik dari warga masyarakat, demi kebaikan renovasi alun-alun tersebut. Dalam pandangannya, warga masyarakat perlu memberikan masukan dan kritik konstruktif terkait dengan adanya Renovasi Alun-alun Kebumen tersebut. Tentu dengan menggunkan Bahasa yang santun dan efektif.
“Kritik kepada pemimpin itu harus, tapi dengan cara yang baik. Karena sejahat-jahat pemimpin di dunia ini adalah Fir’aun. Namun demikian Allah Swt perintah kepada Nabi Harun dan Nabi Musa agar “ngomongi” atau memperingatkan Fir’aun dengan bahasa yang santun,” jelasnya.
Pihaknya menambahkan Insya Allah Presiden, Gubernur dan Bupati yang saat ini ada tidak sejahat Far’aun. “Insya Allah, kalau sudah jadi nantinya, Alun-alun Kebumen akan benar-benar manglingi, dan akan banyak orang dari daerah lain datang ke Kebumen untuk melihat model pengembangan/renovasi alun-alun,” ucapnya. (mam)