• Berita Terkini

    Selasa, 31 Oktober 2023

    Kekeringan Ancam Petani Cabai


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Kemarau panjang yang terjadi saat ini berpotansi menyebabkan petani cabai di Kebumen mengalami gagal panen. Petani mengaku kesulitan mendapatkan air untuk penyiraman, lantaran beberapa sumber air mengering.

    Seperti halnya Petani di Desa Logandu Karanggayam. Tanaman cabai milik petani di desa tersebut terancam gagal panen. Ini karena kekurangan air untuk penyiraman tanaman. 

    Sejumlah sumber air, yang biasanya untuk mengairi sawah kini kondisinya juga tampak mengering. Sehingga, beberapa petani membiarkan tanaman cabainya mengering, karena sulitnya mendapatkan air.

    Karena kurangnya penyiraman, para petani mengaku kini hasil panen cabai menurun drastis. Dimana biasanya petani bisa menghasilkan 50 sampai 100 kilogram kg sekali panen. Kini para petani hanya bisa menghasilkan satu sampai 5 kilogram sekali panen.

    Petani juga meminta adanya perhatian dari pemerintah. Akibat menurunnya hasil panen saat musim kemarau ini.

    Misman slah satu petani cabai  menyampaikan kemarau membuat tanaman cabai dapat berkembang dengan baik. Namun kemarau panjang berdampak pada minimnya air untuk menyiram tanaman. Jika terus demikian tanaman akan layu, kering karena kekurangan air.

    “Saat ini beberapa sumber air telah mengering. Petani kesulitan menari air untuk menyiram tanaman cabai. Beberapa sumur, juga telag mengering airnya. Jika tanaman bagus gasil panen bisa mencapai 50 kiligram. Namun kini paling 3, 1 atau 5 kilogram saja,” jelasnya.

    Hal senada disampaikan oleh petani lainnya Wajinun pihaknya menjelaskan jika tanaman capai tercukupi kebutuhan air dan pupuk, minimal panen bisa mencapai 1,6 kuintal. Namun pada kemarau panjang ini panen hanya kisaran 10 hingga 15 kiligram saja.

    “Kalau lagi normal nggak kesulitan kurang air dan pupuknya terpenuhi bisa mencapai minimal 1,6 kuintal.  Kini hasil penan menurun drastis hanya kisaran 10 kilogram saja. Kadang-kadang 15 kiligram. Hasilnya sangat jauh dari normal,” paparnya.

    Kesedihan petani tidak hanya disitu saja, kini harga abai mulai meroket dari yang semula Rp 50 ribu kini tembus Rp 80 ribu. Kenaikan harga cabai tidak dapat dinikmati oleh petani lantaran hasil panennya menurun. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top