• Berita Terkini

    Selasa, 24 Oktober 2023

    Kemarau, Produksi Kerajinan Jenitri Meningkat


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Musim kemarau ternyata membawa berkah tersendiri bagi para pengrajin Jenitri. Pasalnya di Musim Kemarau ini, para pengrajin Jenitri biasa meningkatkan produksinya untuk memenuhi pesanan dalam dan luar negeri. 


    Dalam pengolahan Jenitri dari buah hingga siap menjadi kerajian memang membutuhkan waktu penjemuran.  Musim kemarau ini dengan mudah para pengrajin dapat menjemur jenitri pada siang hari tanpa takut kehujanan. Sehingga produksinya pun meningkat hingga 30 persen. 


    Kerajinan Jenitri mulai dari kalung, gelang hingga tasbeh asal Kabupaten Kebumen ini sangat diminati oleh pasar luar negeri. Ini seperti Cina dan Nepal. Bahkan Pasar domestik di Indonesia, banyak yang menyukai produk dari Jenitri, karena dipercaya bermanfaat bagi kesehatan.


    Peningkatan produksi di musim kemarau ini juga diimbangi dengan meningkatnya pesanan. Ini membuat para pengrajin jenitri kebanjiran order.  Kondisi tersebut menjadi berkah tersendiri untuk para pengrajin.

    Kerajinan Jenitri  dijual dikisaran harga puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Ini tergantung dengan motif alami dari biji Jenitri tersebut. Selain itu juga mempertimbangkan kerumitan dalam membuat kerajinan. Para pengrajin berharap, kerajinan Jenitri asal Kebumen ini bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat, dengan begitu bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.


    Salah satu Pengrajin Jenitri Desa Karangkembang Alian Mukholis menyampaikan di musim kemarau produksi Jenitri malah bagus. Ini lantaran dalam proses penjemuran membutuhkan sinar matahari. Musim kemarau dapat meningkatkan produksi kerajinan jenitri hingga 30 persen.


    “Musim kemarau, malah lebih bagus mas. Karena dalam proses pengolahan Jenitri membutuhkan pencahayaan atau tingkat kepanasan tertentu biar maksimal,” tuturnya, baru-baru ini. 

    Penjualan kerajinan Jenitri, lanjut Mukholis,  mayoritas yang paling besar itu ada di dua negara yakni Cina dan Nepal. Namun pihaknya lebih fokus ke Cina. Jenis barang kalung dan gelang di ekspor untuk konsumen Cina.


    “Untuk kebutuhan lokal paling tasbih dan aksesoris lain kaya gelang. Harga lumayan stabil walaupun fluktuatif. Semakin motifnya bagus akan semakin mahal. Kalau kalung kisaran Rp 30-25 ribu bahkan sampai Rp 100 ribu, tergantung jenis dan motif tertentu,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top