KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Atap SD Negeri 1 Pejagatan, Kecamatan Kutowinangun, dilaporkan ambruk. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa yang terjadi pada Selasa (28/11/2023)
Kapolres Kebumen AKBP Burhanuddin melalui Kasihumas Polres AKP Heru Sanyoto menyampaikan, atap ambruk Selasa pagi sekitar pukul 04.30 saat cuaca hujan. "Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sebelum kejadian, kelas memang telah dikosongkan rencana akan dilakukan perbaikan pada atap kelas, " katanya
Namun demikian, ujar AKP Heru Sanyoto, atap kelas 4 mengalami kerusakan parah. Selanjutnya Kapolsek Kutowinangun AKP Sujatno saat dikonfirmasi mengungkapkan, untuk sementara murid kelas 4 bergantian dengan kelas lainnya untuk belajar.
"Sebetulnya atap kelas 4 yang ambruk memang akan dilakukan renovasi pada hari ini (kemarin, 28/11, red) . Kayu yang menyangga atap banyak yang telah lapuk," jelas AKP Sujatno.
Pantauan koran ini, selain atap yang runtuh, kondisi ruang kelas lainnya, seperti ruang kelas 1,2 dan 3 atapnya juga cukup memprihatinkan. Begitu juga dengan yang ada di ruang kelas 6, tembok di kelas tersebut mengalami keretakan yang cukup lebar. Karena kejadian itu, diperkirakan pihak sekolah mengalami kerugian Rp 50 juta.
Salah seorang wali siswa mengaku cukup khawatir melihat kondisi bangunan sekolah, yang sewaktu-waktu bisa runtuh. Mereka berharap, agar segera ada perbaikan, supaya Proses belajar mengajar bisa kembali seperti semula.
Kepala Sekolahe SD Negeri 1 Pejegatan Maria Ulfa menyampaikan runtuhnya atap sekolah pada pagi hari sekiatr pukul 04.00 WIB. Pihaknya mendapatkan kabar dari salah satu wali murid. Mendengar hal tersebut pihaknya pun segera meluncur ke sekolah. Ini untuk melihat pastinya seperti apa.
“Saya baru disini per Maret kemarin. Tetapi tapi saya mendengar dari guru-guru senior disini kalau bangunan itu memang sudah lama. Kalau bangunan yang baru itu sebelahnya lumayan baru. Untuk kelas 4 ini memang sudah rapuh kayunya,” tuturnya.
Menindaklanjuti kejadian ini, pihak sekolah menerapkan perubahan jadwal untuk pembelajaran. "Untuk saat ini kita lakukan pengalihan kelas, yang tadinya di kelas 4 sekarang pindah di kelas dua. Sementara kelas 2, nyambung dengan kelas 1. Jam pembelajaran sama dan tidak ada pengurangan dalam pembelajaran," ujarnya
Sementara itu salah satu wali siswa Tursini berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan kelas yang rusak. Sehingga tidak ada kekhawatiran dari orang tua. Jika tidak segera dilaksanaan perbaikan takutnya di musim hujan ini terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami sangat khawatir. Takutnya kalau hujan dan pasa anak-anak lagi belajar atapnya roboh. Itu ngeri banget. Semoga pemerintah bisa segera memberi bantuan biar cepat ditangani. Biar anak sekolah belajar seperti biasa,” ucapnya. (mam)