KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kemarau panjang dan kekeringan masih menjadi ancaman bagi sejumlah warga Kebumen, terutama di wilayah pegunungan. Tak terkecuali warga Desa Tugu, Kecamatan Buayan.
Hingga saat ini warga masih kesulitan mendapatkan pasokan air bersih setiap musim kemarau tiba. Tak jarang mereka juga harus rela berjalan menyusuri bukit bahkan lintas kecamatan demi mendapatkan air bersih.
Melihat keprihatinan itu, Rider Peduli bersama perusahaan pakaian pria dan wanita asal Jakarta PT.Mulia Knitting Factory berkomitmen menyalurkan bantuan untuk warga Desa Tugu Kecamatan Buayan berupa pembangunan sumur bor. Bantuan kali ini ada dua titik sumur bor yang dibangun di Desa Tugu. Bantuan itu secara simbolis diserahkan pada Selasa (7/11/2023) kemarin.
Koordinator Rider Peduli Sonya Morina Lilipali, mengatakan aksi sosial ini selain di Desa Tugu Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen, juga menyasar daerah lain yang tersebar di Indonesia. Bantuan tersebut diambil dari dana sosial perusahaan untuk menjawab kesulitan yang dialami warga. Adapun setiap sumur kini telah dapat difungsikan warga guna mencukupi kebutuhan air bersih.
"Program ini tidak berdiri sendiri, ada peran serta masyarakat dan pemerintah desa dalam mewujudkan sumur bersih," kata saat peresmian bantuan sumur bor,
Selain Desa Tugu, Semoga aksi ini terus berkelanjutan dan tidak berhenti di Desa Tugu, tapi ke desa lain yang membutuhkan," katanya.
Sonya menjelaskan, pembangunan sumur bor di Desa Tugu ini memiliki tantangan tersendiri. Sebab, dari kondisi wilayah merupakan daerah tandus dengan topografi perbukitan kapur.
"Sumur bor ini kedalaman lebih dari 100 meter. Tentu kami berharap bisa dirawat dengan baik," ungkapnya.
Bantuan ini juga tak serta merta hadir, yakni berkat dorongan dan bantuan dari Komunitas Warga Rantau (Kowara) Desa Tugu Kecamatan Buayan yang berada di Jakarta.
Ketua Umum Kowara Tugu Buayan, Suparyo mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada Rider Peduli dan PT Mulia Knitting Factory atas bantuan untuk pembangunan dua titik sumur bor. Kowara dan masyarakat akan terus bergotong-royong mengatasi permasalah air di Desa Tugu.
"Kami dari warga rantau dan mewakili masyarakat sangat berterimakasih atas bantuan ini. Alhamdulillah semua ini berkat kerjasama dan komunikasi yang selalu dibangun oleh anggota KOWARA dengan berbagi pihak sehingga terus menambah jumlah sumur bor yang dibangun di desa kami," katanya didampingi Pembina Kowara, Ahmad Sugianto.
Suparyo menjelaskan, dengan bantuan sumur bor yang mulai dibangun sejak tahun 2019, saat ini jumlahnya mencapai 11 titik sumur bor. Dengan jumlah tersebut kekeringan di Desa Tugu sudah mulai teratasi. Kali ini pengeboran dilaksanakan di dua tempat, pertama di Dukuh Tugu 2 dan Di Dukuh Curug Gintung, sumur yang dibangun rata-rata memiliki kedalaman 115 meter.
"Dengan berbagai bantuan sumur bor yang dikerjakan oleh kowara bekerjasama dengan berbagai pihak swasta sejak tahun 2019 kowara berhasil membangun 6 sumur bor, di tahun 2020 membangun 3 sumur bor dan kali ini tahun 2023 berhasil membangun 2 unit sumur bor, sehingga dengan ini jumlah total ada 11 sumur bor," katanya.
Sementara itu, Dimas (45) warga Desa Tugu, sangat bersyukur atas bantuan yang diterima. Dia bersama warga lain kini merasa sedikit terbantu ketika menghadapi ancaman kekeringan. "Kalau bicara ideal, ya belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan air bersih. Tapi minimal mengurangi beban kami," jelasnya.
Dimas mengungkapkan, kekeringan merupakan persoalan menahun yang tak kunjung dapat terselesaikan. Selama ini warga hanya bisa sabar dan pasrah dalam menghadapi dampak kekeringan.
"Ya dari saya kecil. Istilah kami ngangsu (cari air). Itu bertahun-tahun. Solusinya ya pakai sumur bor," pungkasnya. (Fur)