• Berita Terkini

    Minggu, 10 Desember 2023

    Ulil Abshar Abdalla Berkunjung ke Solamangu


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Jadikanlah agama sebagai solusi. Artinya agama dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan yang ada. Termasuk permasalahan dunia.  Dalam hal ini PBNU telah membuat Forum Agama G20 atau yang dikenal dengan R20.

    R20 merupakan forum agama yang beranggotakan negara G20. Dalam hal ini membahas persoalan atau masalah-masalah dunia dan bagaimana solusinya dari sudut pandang agama. Maka semboyannya adalah agama harus menjadi solusi. 

    Hal ini disampaikan oleh Ketua Harian PBNU Ulil Abshar Abdalla, saat menjadi narasumber pada Halaqoh Fikih Peradaban II di Ponpes Al Kahfi Somalangu Sumberadi Kebumen, Sabtu (9/12).

    “Jangan sampai solusi di dunia ini hanya dipikirkan semata-mata dari sudut politik, ekonomi tetapi tidak ada aspek agama. Terus agama dimana tempatnya. Inilah gagasan yang di bahas oleh PBNU,” tuturnya.

    Pada kesempatan tersebut  Ulil juga menyampaikan sejarah perkembangan Islam, serta peran Nahdlatul Ulama di dunia Internasional. Sebagai mana, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akan membawa Islam Nusantara ke dunia Internasional.

    “Sekarang ini Gus Yahya membawa Islam Nusantara ke dunia internasional, yang kemudian dibawa oleh fikih peradaban. Di Indonesia punya peradaban Islam khas Nusantara, salah satunya ulama menetralisir konflik dan merawat umat,” jelasnya.

    Memasuki tahun politik, tentunya terdapat perbedaan pandangan dan juga perbedaan pilihan. Jika tidak disikapi dengan baik, ini  bisa menjadi jurang pemisah saudara sesama muslim. Inilah yang kemudian para ulama NU, memberikan solusi agar tidak terjadi perpecahan di tengah masyarakat

    “Anggota partai politik tidak boleh menjadi Pengurus Harian PBNU.  Kita tidak akan melarang warga NU, Pengurus NU atau tokoh-tokoh NU berpolitik tetapi atas nama individu. Terkait dengan pilihan politik, PBNU tidak akan mengeluarkan perintah resmi, tidak akan mengeluarkan komando resmi atas nama PBNU, untuk mendukung salah satu calon presiden tidak,” tegasnya.

    Menurutnya, garis yang ditentukan oleh Gus Yahya sekarang ini hanya ada dua dalam Pilpres. Pertama jangan memainkan politik identitas, karena itu berbahaya. Sedangkan yang kedua, harus bersama sama sebagai warga NU untuk berusaha agar Pilpres besok ini bisa berjalan damai, dan selamat sampai ke tujuan.

    “Pilpres itu bukan ghoyah tetapi wasilah. Dia hanya perantara saja karena itu jangan sampai kita bertengkar karena perbedaan politik,” jelasnya.

    Sementara itu Person In Charge (PIC )dan Juga Pengasuh Ponpes Al-Kahfi Somalangu Gus Mohamad Wafa berterimakasih kepada PBNU yang telah menggelar Halaqoh di Ponpes Al Kahfi Somalangu. Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, bisa menjadikan Peradaban Islam di Indonesia bisa lebih maju dan membawa pengaruh besar di dunia.

    Terkait dengan jelang pemilu 2024 mendatang, pihaknya memberikan kebebasan masyarakat NU untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani. Ini karena, NU mengikuti prinsip bebas dalam berdemokrasi.

    “Untuk kebebasan dalam memilih untuk NU secara keseluruhan mengikuti prinsip bebas ataupun demokrasi.Monggo mau pilih yang mana. Tidak ada paksaan sama sekali. PBNU sudah menyatakan sikap bahwa PBNU secara khitoh netral dalam perpolitikan,” paparnya.

    Hadir dalam Halaqoh Fikih Peradaban II tersebut, Ketua PCNU Kebumen KH Dawamudin Masdar, Pengasuh Ponpes Al Kahfi Somalangu KH Afifudin Chanif Al-Hasani, Rektor UMNU Kebumen Dr Imam Satibi MPdI  dan juga seluruh pengasuh Ponpes di Kebumen. Selain itu, peserta juga datang dari luar negeri, yang mengikuti halaqoh melalui aplikasi skype.(mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top