KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Masih ingat Eni Siyamsih, warga Desa Karangrejo, Petanahan yang terpisah dengan ibunya selama hampir setengah abad?
Penantian panjang dan doa yang dipanjatkan Eni akhirnya dikabulkan. Perempuan berusia 46 tahun itu akhirnya dipertemukan kembali dengan ibu kandungnya, Satikem. Pertemuan mengharukan itu terjadi masih dalam suasana valentine, persisnya pada Jumat (16/2).
Pertemuan ini terjadi lantaran bantuan Polsek Petanahan Polres Kebumen dan Polda Jateng. Petugas menjemput Satikem perempuan 88 tahun di Bandara YIA sebelum kemudian mempertemukan Satikem dengan Eni Siyamsih. Isak tangis keduanya pun pecah saat mereka bertemu
Kebahagiaan pun tak hanya dirasakan Eni Siyamsih. Tak kurang dari 50 sanak saudara dan tetangga warga Desa Karangrejo, Petanahan turut merasakan kebahagiaan Eni Siyamsih. Mereka antusaias menunggu kepulangan Satikem di rumah yang sebelumnya viral telah ditemukan di Panti Jompo Bangka Belitung.
"Semoga ini menjadi berkah bagi Bu Eni dan keluarga. Kini ibu sudah pulang. Saatnya Bu Eni merawat Ibu Satikem, berbakti kepada orangtua," jelas Kapolsek Petanahan AKP Sugeng Riyadi saat berkunjung ke rumah Eni Siyamsih, Jumat (23/2)
Kedatangan AKP Sugeng bersama dengan Kanit Reskrim Aiptu Kuwat untuk kedua kalinya disambut hangat Eni Siyamsih dan keluarga. Nampak wajah ceria di antara keluarga Eni Siyamsih juga San Musri suami Satikem, saat polisi bertandan ke rumahnya. "Terimakasih banyak ya pak Kapolsek, dan seluruh kepolisian yang membantu mempertemukan ibu," sahut Eni Siyamsih.
Selanjutnya Satikem, meski tak muda lagi, ingatannya masih sangat tajam menceritakan perjalanan hidupnya sehingga terdampar di panti jompo Bangka Belitung.
Bukan ia tak rindu dengan keluarga. Satikem justru adalah sosok ibu yang sangat penyayang bagi keluarga. Saat itu ia terpaksa merantau ke Jakarta karena ingin membantu ekonomi keluarga dan menyenangkan anak-anaknya.
Foto lawas yang dibawa dari kampung halaman, menjadi salah foto satu-satunya pengobat rindu kepada anak dan keluarganya. "Jika kangen, paling liat foto. Di sini kan harus kerja. Saat itu kalau mau pulang, uang belum cukup. Jadi hanya bisa liat foto yang dibawa dari kampung," kata Satikem dengan logat Bahasa Indonesia.
Selanjutnya sekitar tahun 1990, ia diajak majikannya pulang kampung di Bangka Belitung untuk menjadi ART di sana. Kepergiannya ke Bangka Belitung tak sempat ia kabarkan ke keluarga.
Ini menjadi awal hilangnya jejak Satikem. Keluarga di Kebumen tidak bisa menelusuri keberadaan Satikem karena berbagai kendala saat itu. "Kerjanya bantu majikan. Kadang bikin roti juga. Ya nggak mesti sih," kata Satikem.
Suatu ketika Satikem yang sudah renta oleh majikan dititipkan si sebuah panti jompo. Saat itu, Satikem tidak pernah dimintai pertimbangan jika ia akan dititipkan ke panti jompo. "Saat itu saya diminta ikut majikan. Lalu saya disuruh bawa seluruh baju. Ya, nggak tahu mau ke mana. Saya nurut aja," lanjut Satikem.
Rupanya tanpa penjelasan dari majikan, Satikem ditinggal di panti jompo. Ia sempat merasa sedih dan kecewa saat itu. "Di sini ya, di panti," kata Satikem menirukan pembicaraan majikannya saat menitipkannya ke panti jompo.
Namun ternyata dengan dititipkannya Satikem di panti menjadi cerita awal ia akhirnya ditemukan oleh keluarga. Suatu ketika ada warga Kebumen yang tinggal di Bangka Belitung melakukan bantuan di panti jompo tempat Satikem dititipkan.
Satikem sempat berbincang bincang dengan warga tersebut, jika ia berasal dari Kebumen. Lalu kabarnya ini sampai kepada Aiptu Kuat, Kanit Reskrim Polsek Petanahan.
Aiptu Kuat membagikan informasi keberadaan Satikem ke warga Desa Karangrejo Petanahan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Eni Siyamsih anak nomor 4 Satikem.
"Saat dititipkan perasaan campur aduk. Ada sedih, kecewa juga. Tapi, jika saya tidak dititipkan ke panti jompo, mungkin saya nggak akan pulan dan ketemu keluarga di Kebumen," kata Satikem.
Setelah viralnya kabar Satikem pulang, banyak kerabat datang ke rumah Eni Siyamsih. Rumahnya tak pernah sepi, setiap hari selalu ada yang datang untuk menjenguk Satikem. "Rumah selalu ramai. Saudara pada pulang. Dari Singapura juga ada yang pulang mampir ke sini. Teman di Surabaya, juga ada yang telepon ke saya menanyakan berita kepulangan Ibu. Kabar ini kan viral juga," kata Eni.