KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kegiatan pengobatan alternatif yang digelar di Desa Dorowati Kecamatan Klirong pada Sabtu–Senin (25–27/5) memicu kontroversi.
Ini setelah pihak penyelenggara, Brahmana Sanjaya, mengunggah video berisi narasi soal adanya permintaan sejumlah uang oleh kepala desa setempat setelah acara selesai.
Kepala Desa Dorowati, Akhmad Muntoyib, saat dikonfirmasi wartawan di rumahnya, Rabu (29/5) membenarkan adanya kegiatan pengobatan alternatif yang digelar di wilayahnya pada Sabtu–Senin (25–27/5) kemarin
Menurutnya, inisiatif menggelar pengobatan datang daripihak Manajer Brahmana Sanjaya yang berkomunikasi dengan salah satu warga bernama Apri untuk menjadi perantara. Intinya, mereka meminta ijin bakal menggelar pengobatan gratis di Desa Dorowati
Dari informasi yang diterima Kepala Desa Akhmad Muntoyib, pengobatan itu gratis namun dibatasi.
“Manajer Brahmana Sanjaya meminta izin melalui Apri. Untuk pengobatan gratis kuotanya lima belas warga lokal Dorowati untuk acara selama tiga hari, jadi per hari 5 orang dan ada tambahan 2. Bukan gratis untuk 30 orang warga kami. Saya sebagai kepala desa minta tambah, lalu dapat tambahan dua orang. Itu berbentuk kupon untuk pengobatan gratisnya,” beber Akhmad Muntoyib.
Yang terjadi kemudian, lanjut dia, pasien yang berobat sejumlah 348 orang selama tiga hari pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurut Kades, pasien ini ditarik biaya Rp 250 ribu perorang. Para pasien ini, diketahui mendaftar melalui online.
"Jadi saat izin pengobatan itu gratis, ternyata berbayar dan daftarnya sudah lewat online. Alhasil masyarakat kami hanya dikasih kuota dengan kupon," katanya.
Dengan melihat kondisi tersebut, diakui Kades, pihaknya meminta kerelaan dari Brahmana Sanjaya untuk memberikan "uang kebersihan". "Ada semacam uang kebersihan lokasi. Itu disampaikan ke manajer jauh-jauh hari. Saya tidak menyebut sekian rupiah, hanya sepantasnya saja. Itu sebelum acara dimulai,” kata Akhmad Muntoyib.
Setelah acara selesai, pihak Brahmana Sanjaya berpamitan dengan memberikan 4 amplop yang sudah tertulis pos anggaran masing-masing salah satunya untuk pemdes.
“Untuk pemdes saya buka isinya tiga ratus ribu, masa cuma segini Pak? Yang pantas saja, untuk bersih-bersih saja tiga orang selama tiga hari, belum petugas parkir, pengatur lalu lintas, apa pantas segitu? " kata Kades Dorowati.
Pada akhirnya amplop dari pihak Brahmana Sanjaya semuanya ditarik. Kemudian, pihak Brahmana Sanjaya menanyakan berapa, Akhmad Muntoyib menjawab agar diberikan sepantasnya saja. Namun dikarenakan tidak ada kejelasan antara Brahmana Sanjaya dan kepala desa, akhirnya pihak Brahmana meminta nomor rekening milik kepala desa.
"Setelah saya hitung, dan saya ditanya nominalnya dari sana saja jawab Rp 2,5 juta, itu sudah saya bagikan dan masih ada sisa disimpan oleh perangkat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kades juga membantah kejadian di video dalam instagram Brahmana Sanjaya soal mengembalikan amplop dengan cara tidak sopan (dilempar). Ia mengatakan, bahwa dirinya diberi amplop sejumlah 4 lembar, yakni untuk Pemdes, Petugas Kebersihan dan anggota TNI dan Polri.
"Di situ saya buka, lalau saya taruh dimeja. Bukan dilempar. Menurut saya isinya untuk ngopeni para petugas yang membantu selama tiga hari dari pagi sampai sore itu kurang, jadi saya meminta selayaknya bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk mereka yang membantu," katanya.
Dengan adanya unggahan video dari Brahmana Sanjaya, Akhmad Muntoyib menyayangkan dan sangat kecewa. Selain merugikan nama baik pribadinya, Desa Dorowati, dan Kabupaten Kebumen, ia menyayangkan karena warganya tidak bisa berobat karena pendaftaran melalui online, tidak bisa on site (di tempat) hal itu dinilai merugikan masyarakat sekitar.
Sementara itu, Camat Klirong, Eko Purwanto mengatakan, pihaknya mengetahui kegiatan tersebut bahkan sebelumnya perizinan acara pengobatan gratis yang dilayangkan sempat beberapa kali revisi. “Benar sudah izin sampai kecamatan, tapi izinnya pengobatan gratis dan itu sempat beberapa kali revisi saya kembalikan,” jelasnya singkat.
Menanggapi hal ini, Bupati Kebumen, H Arif Sugiyanto mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan Inspektorat untuk memeriksa Kepala Desa Dorowati. "Saya sudah mendapatkan laporan, Hari ini sudah saya perintahkan Inspektorat untuk memeriksa, perihal kronologinya sudah dapat laporan, namun mana yang benar kita masih nunggu hasil pemeriksaan," jelasnya. (fur)