KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Melalui 10 Ketua Asosiasi Jasa Kontruksi (AJK), Forum Jasa Kontruksi (Forjasi) Kabupaten Kebumen akan meminta audiensi dengan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) se-Kabupaten Kebumen.
Hal ini juga merupakan respon dari Forjadi atas pernyataan Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH yang memastikan tidak ada pengondisian pemenang tender pada pengadaan barang dan jasa di sistem katalog berbasis online.
Dalam hal ini Forjasi akan segera membuat surat resmi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kebumen selaku pembina jasa kontruksi untuk memfasilitasi terselenggaranya audensi.
Audiensi diminta karena Forjasi menilai proses tender katalog eletronik yang seharusnya dianggap mampu meminimalisir penyelewengan dan manipulasi dalam pengadaan barang, justru diduga sarat kecurangan.
Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Kabupaten Kebumen Darwansyah, tegas menyampaikan ada indikasi potensi pengkondisian dan kongkalikong pada pembelian barang dan jasa pemerintah di platform e-katalog.
Diketahui, e-katalog bidang jasa kontruksi, jelas Darwansyah sangat berbeda dengan e-katalog pengadaan-pengadaan barang lainnya. Bidang jasa kontruksi memiliki item yang tidak sedikit, dan melibatkan orang banyak untuk mendukung sebuah proses pembangunan.
Diakuinya, sistem e-katalog bagus namun implementasi di lapangan yang perlu diperbaiki. Keluhannya adalah bagaimana e-katalog jasa kontruksi itu berfungsi dan berjalan dengan baik, jangan dibedakan.
Kami para Ketua Asosiasi Jasa Kontruksi saat ini ingin mempertanyakan penerapan katalog elektronik ini karena dirasa belum berjalan sesuai dengan penerapannya," kata Ketua Gapensi Kebumen Darwansyah
Jika dikatakan e-katalog Kebumen tidak ada pengkondisian, lanjut Darwansyah, apa yang didapatkan di lapangan jelas terlihat adanya potensi kecurangan yang diduga sarat dengan pengkondisian pemenang proyek.
Bisa dilihat dari beberapa proyek yang sudah selesai dilelangkan. Kami para ketua asosiasi melaporkan, menyampaikan saling bertanya siapa pemenangnya, siapa yang mendapatkan proyek, kami tidak tahu mas. Padahal kita yang ada disini sudah siap memenuhi persyaratan e-katalog itu," bebernya.
Selanjutnya, Forjasi mengharapkan adanya ruang diskusi atau audiensi antara anggota lintas Asosiasi Jasa Kontruksi bersama dinas terkait untuk menemukan jawaban atas keluh kesah mereka.
Apa yang kami lakukan murni atas keluh kesah yang kami alami, terkait susahnya mendapatkan pekerjaan. Tidak ada muatan apapun, apa lagi muatan politis. Ini sikap kami yang secara legal formal diakui keabsahannya," kata Ketua Gabpeknas Moch Alwanudin Nawawi.
Nawawi melanjutkan dalam e-katalog juga seharusnya terjadi kompetisi dan para pejabat pengadaan juga harus mencari harga terbaik dari banyaknya produk yang ditawarkan di e-Katalog.
Tapi prakteknya tak ada kompetisi mas. Diibaratkan kayak mau ujian, belum ada soal sudah dikasih tau jawabannya. Tapi yang tau jawabannya hanya kontraktor tertentu mas, ucapnya.
"Intinya e-katalog itu bagus, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kami susah dapat pekerjaan. Syaratnya apa sampai kami yang dari dulu sudah berkecimpung dalam dunia kontruksi malah gak bisa mendapatkan pekerjaan," imbuh Yulius Fikri Ketua Askonas.
Diakhir acara, Forum Lintas Asosiasi Jasa Kontruksi Kebumen berharap ada ruang bagi mereka untuk menyampaikan keluh kesah mereka, meminta ada kesetaraan dan hak yang sama didapatkan dari proses e-katalog.
Sekali lagi kami tegaskan bahwa kami (Forjasi) meminta adanya audiensi dengan para PBJ dan PPK se-Kabupaten Kebumen, untuk duduk bersama, terbuka. Dan nanti hasilnya juga harus transparan, tegasnya. (mam)