KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Dampak pandemi Covid 19 meski telah dua tahun ternyata masih terasa hingga kini. Dimana terdapat pengusaha yang belum kembali bangkit akibat akibat adanya pandemi tersebut. Salah satunya pengusaha produksi tahu di Kebumen yang mengeluh sepinya pembeli karena turunnya daya beli masyarakat pasca pandemi.
Sepinya usaha produksi tahu tersebut dirasakan oleh pemilik usaha produksi tahu di Desa Muktisari Kebumen. Usai pandemi hingga kini, usaha pembuatan tahu semakin sepi pembeli akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Pemilik usaha menyebut saat ini produksi tahunya menurun drastis hampir 50 persen. Sebelumnya bisa produksi tahu dengan menghabiskan 75 kilogram kedelai setiap harinya. Namun kini turun hanya mampu sebanyak 45 kilogram kedelai setiap harinya.
Hal tersebut salah satunya disebabkan karena banyaknya masyarakat maupun pedagang gorengan yang mengurangi jumlah pembelian tahu. Dengan kondiisi itu, saat ini pemilik pabrik tahu tersebut hanya bisa pasrah. Pihaknya juga berharap usahanya tersebut bisa bertahan dan peminat tahu bisa kembali ramai seperti seperti sebelum Pandemi Covid 19.
Salah satu pemilik usaha produksi tahu Darman menyampaikan sebelum pendemi, pera penjual tahu petis mengambil banyak tahu darinya. Terlebih pada bulan puasa, pengambilan bisa mencapai 400 hingga 500 tahu. Namun jumlah tersebut belum bisa tercapai pasca Pandemi Covid 19. Dimana pada Bulan Ramadan kemarin, rata-rata pengambilan hanya 150 hingga 200 tahu saja.
Semakin lama, sepertinya semakin sepi. Ini mungkin dampak dari turunnya daya beli masyarakat, tuturnya, baru-baru ini.
Pihaknya berharap perekonomian akan kembali membaik. Dengan demikain daya beli masyarakat akan kembali meningkat. Perekonomian yang berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sekarang sedikit cuma 45 kilogram. Kalau ramai ya bisa sampai 60 sampai 75 kilogram kedelai. Dulu saat covid itu turun hingga kini belum pulih kembali. Semoga keadaan cepat membaik sehingga perekonomian dapat tertata kembali, ucapnya. (mam)