KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pada hari raya Idul Adha, biasanya banyak masyarakat yang membuat kudapan sate dari daging kurban. Hal tersebut membawa berkah tersendiri bagi pengrajin tusuk sate, yang kini kebanjiran pesanan jelang Hari Raya Idul Adha.
Peningkatan pesanan tusuk sate dirasakanu oleh pengrajin tusuk sate yang berada di Dukuh Rowakrawuk Desa Grenggeng Karanganyar. Dimana jelang Idul Adha ini pesanan dari sejumlah wilayah di kabupaten Kebumen sudah mulai berdatangan.
Pengrajin tusuk sate meningkatkan produksi dari yang sebelumnya. Dimana dalam sehari hanya 10 sampai 15 kiligram tusuk sate, kini meningkat hingga mencapai 20 sampai 25 kilgram tusuk sate. Dimana, dalam satu kg tusuk sate dijual dengan harga Rp 15 ribu, yang berisi 1.000 tusuk sate.
Dalam pembuatan tusuk sate pesanan pelanggan, pengrajin menggunakan bambu dengan jenis bambu legi. Hal ini karena bambu legi ini dinilai lebih mudah dalam pengolahan untuk pembuatan tusuk sate dan juga awet apabila harus disimpan lama.
Salah satu Pengarjin Tusuk Sate Darminto menyampaikan beberapa bambu dapat digunakan untuk membuat tusuk sate. Namun demikan jika mengikuti Orang Jawa dulu, tusuk sate banyak dibuat menggunakan bambu legi. Ini seperti bambu wulung namun berwarna hijau.
Kalau hari hari biasa kurang lebih sekitar 10 sampai 15 kilogram. Alhamdulillah jelang Idul Adha ini ada peningkatan hingga 20 sampai 25 kilgram, tuturnya, Kamis (6/6).
Disampaikan pula, harga yang tusuk satenya memang masih dibawah harga para pengusaha. Pihakya menegaskan bahwa harga yang diberikan masih dalam promsi. Pihaknya berharap akan banyak pelanggan sehingga usahanya yang dilakukan dapat membesar seiring waktu.
Bahan utamanya pake Bambu Legi kata orang Jawa. Itu kaya bambu wulung cuma hijau. Harga jual karena kita itu lagi dalam promosi. Masih belajar belum lama jadi, sehingga masih mecari pelanggan jadi saya harganya masih di bawah pengusaha-pengusaha yang lain. Harga kisaran Rp 15 ribu per kilogramnya, ucapnya. (mam)