• Berita Terkini

    Senin, 29 Juli 2024

    Kemarau, Warga Kebumen Mulai Kesulitan Air Bersih

     


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Krisis air bersih sudah sangat sering dialami oleh sebagian warga yang tinggal di wilayah perbukitan, apalagi ketika memasuki musim kemarau. Ini pula yang dialami oleh sebagian warga di Kebumen, dimana hampir satu bulan ini mulai mencari sumber mata air yang tersisa demi mencukupi kebutuhan air bersih.

    Seperti yang dirasakan oleh warga di Desa Kalirejo Karanggayam. Warga yang tinggal di daerah dataran tinggi tersebut, saat kemarau tiba, setiap hari harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju ke sumber mata air. Ini agar bisa mendapatkan air bersih untuk  kebutuhan sehari-hari.

    “Biasa ini kalau musim kemarau emang kekurangan air. Di rumah ada sumur tapi udah kering paling cuma dapet dua tong. Ya buat masak, mandi minum, segala macem, ngambil airnya ya setiap hari, sehari bisa dua hingga tiga kali,” kata Riyanti salah seorang warga desa setempat, Minggu (28/7).

    Radisem warga lainya juga mengaku merasakan hal yang sama, dirinya setiap hari harus mengambil air dari sumber mata air yang masih ada dengan menempuh jarak hingga dua kilometer. Semakin banyaknya warga yang kekurangan air bersih, menjadikannya harus mengantri untuk bergantian mengambil air dari sumber mata air yang tersisa.

    “Kalau sekarang udah mulai ngantri, kemarin-kemarin ya enggak. Harapannya ya jangan kaya gini lagi biar ada air cukup gitu, minta bantuan dikirim tanki air bersih gitu,” ungkapnya.


    Sementara itu Wiryo Taruno Ketua RT setempat, mengaku krisis air bersih di Desa Kalirejo ini sering terjadi lantaran sejumlah mata air yang biasa digunakan warga mulai mengering. Saat ini masih tersisa sejumlah mata air, namun karena debit air yang terlalu kecil  dan banyak warga yang membutuhkan, warga pun mau tidak mau harus rela  mengantri.

    “Kekeringan ya udah hampir setiap tahun, memasuk musim kemarau dua bulan itu air sudah susah, sumber mata air ini yang jadi andalan warga sini,” jelas Wiryo. 

    Menurutnya, setiap hari warga harus berjalan cukup jauh untuk mendapatkan air dari sumur tua tersebut. Ada yang dipikul, digendong dengan berjalan kaki dan ada yang sudah mengangkut dengan kendaraan bermotor. Bahkan tak jarang warga dari desa sebelah pun ikut mengantri ketika sudah sangat sulit mencari sumber mata air.

    Warga pun mulai cemas, karena air yang diambil mulai berkurang seiring berlangsungnya musim kemarau. Warga berharap pemerintah tanggap dengan kondisi mereka, dengan membangunkan fasilitas dan jaringan air bersih yang memadahi sehingga mereka tidak kesusahan mendapatkan air bersih saat kemarau tiba.

    “Sempat di bor sampai 70 meter di tiga titik tapi belum bisa menghasilkan apa-apa. Ya kami inginnya ada embung biar permasalahan kekeringan yang setiap tahun terjadi di sini bisa teratasi,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top