Harus Taklukan Medan Sulit, Sambutan Masyarakat Jadi Obat
Jelang pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah pada 27 November 2024 mendatang, ada petugas panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih) yang berjuang keras untuk mendata masyarakat hingga ke daerah pelosok. Mereka pun bahkan harus berjuang melewati medan yang sulit demi akurasi data pemilih jelang pilkada 2024. Seperti apa ceritanya?
------------------------------
IMAM WAHYUDI, Sadang
--------------------------------
Kerasnya perjuangan juga dirasakan oleh para petugas pantarlih yang ada di Kecamatan Sadang, yang harus naik turun perbukitan menelusuri hutan dan jalanan tanah untuk ke rumah salah seorang warga di Dusun Kalisegung Desa Sadangkulon. Wilayah tersebut merupakan daerah terluar Kebumen dan berbatasan dengan Banjarnegara.
Karena kondisi medan yang sulit dan sedikit berbahya, petugas pantarlih pun di temani Anggota PPK dan Panwascam Kecamatan Sadang beserta PPS serta PKD Desa Sadangkulon untuk memastikan bahwa benar-benar sampai ke rumah warga dan sudah tercoklit.
"Kami kesana kemarin bersama rombongan menggunakan sepeda motor, empat orang PPK, tiga Panwascam, dua PPS dan satu PKD serta satu Pantarlih, "jelas Ketua PPK Sadang Esti Sulistianingsih, beberapa waktu lalu.
Untuk sampai ke lokasi tersebut, hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua. Tak jarang mereka harus berulang kali berhenti karena terdapat kendala pada motor yang ditunggangi ketika harus melewati jalan tanah yang becek akibat guyuran hujan. Karena jalan yang licin juga sering membuat mereka terjatuh dari motor, motor pun mengalami kerusakan ringan.
Terlebih dengan kontur wilayah perbukitan membuat petugas pendata pemilih harus lebih ekstra berhati-hati. Terkadang mereka juga harus bersama-sama mendorong sepeda motor mereka ketika berada di perbukitan yang cukup terjal. Butuh waktu hingga 3,5 jam dengan jarak tempuh mencapai 6 kilometer dari Kantor Kecamatan Sadang.
"Untuk kendala ada dari pantarlih kami motornya mati jadi harus pulang lagi ke rumah untuk mengganti motornya. Kemudian ada yang sampai spionnya rusak patah, dan kemudian pada saat kita tidak bisa menggunakan kendaraan dan harus mendorong kendaraan ke atas itu dari salah satu rekan kami di Panwascam itu hampir pingsan kayak gitu," ucapnya.
Meskipun banyak mengalami kendala ketika menuju ke wilayah tersebut, namun semua akhirnya terbayar ketika disambut oleh masyarakat, yang pada saat petugas datang langsung menyiapkan sejumlah dokumen untuk dilakukan pendataan atau coklit. Hal inilah yang menurutnya menjadi kepuasan dan membawa pengalaman yang tidak pernah terlupakan oleh para petugas coklit di wilayah pegunungan.
"Meski medan sulit, namun hal tersebut sudah menjadi kewajiban bagi petugas untuk mendata masyarakat yang berada di daerah terisolir, meskipun hanya satu atau dua kepala keluarga, " ujarnya.
Disampaikannya, di Kecamatan Sadang memiliki kondisi geografis pegunungan, dimana selain di Desa Sadangkulon ada beberapa desa lainnya yang cukup sulit untuk dijangkau, yakni di Desa Sadang Wetan, Desa Seboro dan juga Desa Pucangan.
"Secara kondisi geografis di Sadang juga lumayan ada yang naik turun dan selain di Desa Sadangkulon ada wilayah desa lain yang medannya sulit untuk sampai ke rumah warga, seperti di Desa Sadangwetan, Kedunggong, Seboro, serta Desa Pucangan," tuturnya.
Komisioner KPU Kebumen Divisi Perencanaan Data dan Informasi, Joko Paripurno sangat mengapresiasi petugas Pantarlih, PPK, Panwascam PPS dan PKD yang bertugas melakukan pencoklitan di wilayah pegunungan. Menurutnya meskipun mengalami kendala, namun progres mereka bisa tercapai dengan baik. Terbukti beberapa wilayah pegunungan sudah selesai 100 persen.
"Mereka luar biasa dan targetnya sesuai dengan progres kita dan Alhamdulillah sampai hari ini laporannya sudah selesai semua. Meskipun kendala teknis jelas ada tapi yang sampai kemudian jatuh sakit dan sebagainya sampai hari ini tidak ada, ucapnya. (mam)