• Berita Terkini

    Selasa, 16 Juli 2024

    Puluhan Peserta Diajak Jelajah Kawasan Geopark Kebumen


    KEBUMEN(kebumenekspres.com) - Program edukasi sekolah bumi dari Badan Pengelola Geopark Kebumen bersama Kebumen Geopark Youth Forum (KGYF) masuk pada pertemuan ke-5 yaitu kajian lapangan, Minggu 14 Juli 2024.

    Kegiatan diawali dengan berkumpul di halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kebumen untuk mengikuti Tour Gallery Geopark. Kajian lapangan dipandu oleh anggota Badan Pengelola Geopark Kebumen Bidang Pendidikan, Nur Arifin.

    “Intisari dari geopark ada tiga, keanekaragaman geologi (geo diversity), keanekaragaman biologi (biodiversitas) dan keanekaragaman budaya (culture diversity). Oleh karenanya, peserta sekolah bumi kami ajak masuk ke galeri geopark dengan harapan memahami secara utuh apa itu Geopark Kebumen. Baik itu geologinya, biologinya, maupun budayanya,” kata Nur Arifin.


    Selanjutnya, peserta menuju Morfologi Totogan untuk mempelajari Teori Subduksi Lempeng. Penjelasan mengenai morfologi Totogan disampaikan oleh Rizal Nur Alfian, anggota Badan Pengelola Geopark Kebumen Bidang Infrastruktur. Ia menjelaskan tentang perbedaan morfologi yang disebabkan tumbukan antara lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia yang pernah terjadi di kawasan Karangsambung pada zaman kapur (sekitar 120 juta tahun yang lalu)



    Lokasi berikutnya yang dikunjungi peserta sekolah bumi yakni Geosite Serpentinit di Desa Pucangan Kecamatan Sadang.


    “Geosite Serpentinit bukan sebagai tujuan wisata, tapi sebagai edukasi untuk peserta didik baik itu SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa dari perguruan tinggi. Serpentinit unik karena mengkilap dan dipakai sebagai bahan baku asbes. Sekarang asbes sudah mulai ditinggalkan karena kandungannya yang berbahaya bagi kesehatan,” kata Roihatul Jannah, pemandu di Geosite Serpentinit.


    Dari keterangan pada papan informasi di Geosite Serpentinit, batuan ini merupakan jenis malihan atau metamorf yang berwarna kehijauan dan berasal dari perut bumi di bawah lantai Samudra


    Bergerak ke arah timur dari lokasi Geosite Serpentinit, peserta singgah di Geosite Sekis Mika Kali Brengkok Desa Sadangkulon. Lokasi ini dianggap sebagai batuan kerak benua yang tersingkap ke permukaan dan dianggap sebagai batuan tertua di Pulau Jawa.


    Berjenis malihan atau metamorf dengan warna kehijauan hingga kecoklatan, sekis mika akan berkilauan saat terkena sinar matahari. Batuan tertua ini tersingkap dan menjadi pembentuk pondasi Pulau Jawa.


    Lokasi geosite keempat yang dikunjungi yakni Lempung Warna di Desa Cangkring Kecamatan Sadang. Masyarakat setempat menamakan batuan ini batu pelangi/warna karena variasi warna batuannya dari kuning coklat dan kemerahan sampai abu-abu kehitaman.


    Lokasi terakhir yang dikunjungi peserta sekolah bumi yaitu Geosite Watukelir Kali Muncar di Desa Seboro Kecamatan Sadang. Di tebing sungainya terdapat selang-seling antara rijang dan lempung merah gampingan dengan pelapisan tegak.


    Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar ibarat layar pertunjukan wayang kulit atau kelir dalam Bahasa Jawa. Ini yang membuat warga setempat menamainya Watu Kelir. Apalagi di bagian atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong (alat musik Jawa).


    Sekretaris Badan Pengelola Geopark Kebumen, Mawakhir, menyampaikan pada peserta sekolah bumi agar memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.


    “Jadi apa saja yang rekan-rekan belum tahu, silahkan ditanyakan. Barangkali ini dunia baru, pasti masih banyak yang belum mengerti dengan jelas. Jangan malu bertanya, sehingga asas manfaatnya ada. Tidak hanya sebatas berwisata, tapi juga mendapatkan ilmunya,” kata Mawakhir.


    Sementara itu Maskhemi selaku Kepala Bidang Pendidikan Badan Pengelola Geopark Kebumen menyampaikan apresiasinya kepada peserta yang rata-rata masih muda.


    “Alhamdulillah kita bisa silaturahmi di sini. Secara fisik dan mental, semua peserta pasti masih kuat dan fresh, jadi manfaatkan potensi yang kalian miliki untuk ikut kegiatan positif seperti ini, semoga bermanfaat untuk kita semua,” kata Maskhemi. (fur/*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top