KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Di Kabupaten Kebumen, terdapat Sekolah Dasar (SD) yang hanya memiliki dua siswa baru pada awal tahun ajaran 2024 ini. Meski hanya memiliki sedikit siswa, namun pihak sekolah tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar seperti sekolah lainnya.
Ini terjadi di SD Negeri Kawedusan Kebumen yang sepi. Meski berada di tengah perkotaan, namun pada tahun ajaran baru 2024 ini, sekolah tersebut hanya memperoleh dua orang siswa saja.
“Pada tahun ini kami hanya menerima dua siswa. Walaupun hanya dua siswa, dengan ikhlas hati saya membimbing dan mendidiknya,” kata Rokhimah salah satu guru di SDN Kawedusan, Selasa (30/7).
Meski memiliki jumlah siswa yang sedikit, namun tak menyurutkan semangat guru untuk menularkan pengetahuannya untuk mendidik anak bangsa. Siswa yang ada pun terlihat mengikuti kegiatan belajar dengan senang hati.
“Siswa sedikit diakui memang mudah dalam membimbing, namun kekurangannya tidak ada persaingan atau kompetisi,” lanjut Rokhimah.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Kawedusan Sarbani Harsono, mengungkapkan dari tahun-ketahun, jumlah siswa SD Negeri Kawedusan terus mengalami penurunan. Minimya siswa di sekolah ini dikarenakan berkembangnya sekolah swasta di lingkungan perkotaan.
“Faktor pertama saat ini banyak berdiri sekolah-sekolah swasta dan madrasah di lingkungan kota. Faktor kedua juga dikarenakan jumlah penduduk disekitar sekolah yang sedikit,” ungkapnya.
Berbagai upaya juga terus dilakukan untuk menarik minat para siswa. Namun tetap saja sepi peminat. Padahal sekolah tersebut juga memiliki sejumlah prestasi yang cukup bagus. Saat ini jumlah keseluruhan siswa di sekolah tersebut, dari kelas satu hingga kelas enam sebanyak 41 siswa.
“Alumni para siswa sekolah SDN 1 Kawedusan memiliki sejumlah prestasi membanggakan, seperti juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, juara futsal, taekwondo dan olahraga seni beladiri lainnya,” ungkapnya.
Sekolah negeri yang dulu menjadi rujukan orangtua untuk anak-anaknya menimba ilmu, karena dianggap memiliki kualitas yang lebih baik, gratis dan mudah dijangkau. Kini sepi tak lagi terlihat para siswa dan wali murid berebut kursi jelang ajaran baru.
Hal ini tentu menjadi ironi, mengingat peran pentingnya sekolah negeri dalam mencerdaskan bangsa. Kekurangan murid berimbas terancam digabung dengan sekolah lain atau bahkan sekolah ditutup permanen. (mam)