KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Kurang optimalnya keberadaan empat unit travelator di Pasar Tumenggungan kini menjadi sorotan DPRD Kebumen. Komisi D selaku pengampu bidang infrastruktur segera mengambil sikap untuk mengurai persoalan tersebut.
Hal ini ditegaskan Ketua DPRD Kebumen Sarimun saat memimpin sidak ke Pasar Tumenggungan, baru-baru ini.
Sarimun mengaku, dirinya langsung turun tangan begitu mendengar kabar kondisi travelator tak beroperasi optimal sejak Pasar Tumenggungan diresmikan. "Terinformasi travelator tidak berfungsi. Kami tanya, apakah karena daya listrik atau rusak," jelasnya.
Dia bersama anggota Komisi D memutuskan datang langsung ke pasar untuk meminta penjelasan pihak pengelola pasar terkait kondisi empat unit travelator. Sarimun cukup menyayangkan keberadaan travelator justru tak memberikan manfaat dan kemudahan masyarakat ketika beraktivitas di dalam pasar.
"Kerusakan alat ini belum lama selepas pasar diresmikan. Jadi apakah salah perencanaan awal atau seperti apa kami belum tahu," terangnya.
Kondisi ini, kata dia, membuat pasar tradisional tak memiliki daya saing dengan pasar modern. Dampaknya, perputaran ekonomi di dalam pasar tradisional bergerak stagnan karena masyarakat cenderung memilih berbelanja di pasar modern atau swalayan.
"Ini aset ada untuk kesejahteraan masyarakat. Terutama di lantai atas pasar bisa ramai. Tapi kalau fasilitas kurang mendukung ya repot," tandasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menambahkan, pihaknya akan langsung mengundang dinas terkait untuk meminta penjelasan terkait keberadaan dan kondisi travelator di Pasar Tumenggungan. Dia tak ingin mesin marga laju tersebut mangkrak karena persoalan sesuatu hal.
"Besok pagi langsung kami rapatkan. Kami panggil dinas, cari informasi dulu," katanya.
Kepala UPT Pasar Tumenggungan Mulyadi mengatakan, empat travelator di bagian tengah pasar memang lama tak beroperasi. Atas kondisi ini pihaknya mengaku kerap mendapat keluhan dari pengunjung maupun pedagang pasar.
"Setelah dibangun tahun 2013 memang sempat jalan. Terus tidak aktif lagi," bebernya.
Mulyadi menjelaskan, ada beberapa pertimbangan fasilitas pasar tersebut tak beroperasi. Antara lain, kebutuhan biaya listrik cukup mahal sehingga hanya dioperasikan pada momentum tertentu. Kemudian, dari empat travelator tersebut perlu mendapat perbaikan dan perawatan.
"Dari sisi penggunaan, memang eman-eman kalau tidak dipakai. Tapi memang perlu ada perbaikan dan kami disini tidak punya teknisi. Bayar listriknya itu juga mahal banget," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Kebumen Haryono Wahyudi mengaku, saat ini empat travelator tersebut dalam kondisi rusak.
Dia menyebut, pengadaan belanja travelator ini dilakukan bersamaan proyek pembangunan pasar pada tahun 2013. Total anggaran yang dikucurkan dalam proyek strategis tersebut mencapai Rp 50 miliar. Adapun khusus untuk pengadaan travelator sekitar Rp 1 miliar. "Sempat ada perbaikan, tapi rusak lagi karena biaya mahal. Sekali perbaikan bisa sampai Rp 50 juta. Di lain sisi kami keterbatasan anggaran," ungkapnya.(mam)