KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkolaborasi dengan Sekolah Kopi Gemawang (SKG) Temanggung mengadakan pelatihan budidaya dan pascapanen kepada petani kopi di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kaebumen, belum lama ini.
Dosen sekaligus Kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) UNS, Widiyanto, mengatakan pelatihan ini adalah rangkaian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dimana program ini telah dilakukan sejak tahun 2023.
“Pelatihan ini merupakan perwujudan dari concern Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani terhadap pengembangan komoditas unggulan, khususnya kopi di Desa Kebakalan yang memiliki potensi cukup besar," kata Widiyanto yang juga Dosen di UNS kepada media, Minggu (23/8).
Widiyanto menjelaskan tahun lalu, pelatihan Program Kemitraan Masyarakat tersebut dilaksanakan di Sekolah Kopi Gemawang, Kebupaten Temanggung, dan pada Program Kemitraan tahun ini pelatihan tersebut dilaksanakan di Desa Kebakalan, Kabupaten Kebumen.
Menurut dia, kegiatan ini merupakan wujud kerjasama dan menjadi komitmen bersana antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS dengan Kecamatan Gemawang dan Sekolah Kopi Gemawang, yang sudah berlangsung sejak tahun 2021.
Dalam pelatihan ini, petani diajarkan proses budidaya hingga pasca panen kopi. Dimana proses budidaya petani diajarkan untuk menanam bibit kopi, menyambung batang kopi, sekaligus perawatan tanaman kopi.
"Pelatihan pascapanen ini petani diajarkan untuk mensortasi biji kopi, mengupas kulit menggunakan mesin pullper, hingga meroasting biji kopi," katanya.
Widiyanto berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk pengembangan kopi di Desa Kebakalan Kabupaten Kebumen. “Dan semoga pengembangan kopi di Kebakalan bisa berjalan dengan baik, sehingga kebakalan bisa menjadi sentra kopi di Kabupaten Kebumen,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kebakalan, Wiwit mengatakan, masyarakat telah melaksanakan budidaya kopi, namun hasilnya belum maksimal. Menurutnya pelatihan ini dapat memberikan banyak wawasan baru terkait dengan tanaman kopi di Desa Kebakalan. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan ilmu baru terkait dengan teknik penanaman kopi dan nantinya bisa memproses pascapanen dengan baik.
“Masyarakat menjadi tambah pintar untuk teknik penanaman kopi, nantinya sampai pasca panen kita sudah punya ilmu baru. Kita berharap Kebumen sukses dalam bidang pertanian khususnya perkopian,"katanya.
Ia menjelaskan, dipilihnya budidaya tanaman kopi di Desa Kebakalan dikarenakan kopi yang sudah menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat khususnya di Desa Kebakalan.
"Saat ini kopi sudah menjadi kebutuhan pokok, sehingga perlunya stok untuk ketahanan pangan desa sendiri dan juga untuk meningkatkan perekonomian secara kemandirian bagi petani," jelasnya. (fur)