Ketua Panitia Penyelenggara Karnaval HUT ke 79 RI Frans Haidar mengatakan, panitia sudah mempersiapkan rute, hingga rekayasa lalu lintas bersama pihak terkait serta publikasi ke masyarakat. Namun, menjelang pemberangkatan, pihaknya mendapat laporan mengenai aktivitas politik di Posko Pemenangan salah satu bakal calon bupati di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di depan sekolah Pius Bakti Utama.
Menurut Frans, setelah dicek di lapangan ternyata benar ada aktivitas politik yang dilakukan oleh tim bakal calon bupati dengan membagikan kaos dan sembako, striker. Di posko tersebut juga terdapat peralatan ada peralatan sound system, panggung dan kursi yang menempati area trotoar milik pemerintah daerah. Kemudian bersama pihak keamanan dan Forkopimda agar tidak terjadi gesekan, rute akhirnya dialihkan.
"Karnaval ini terbuka untuk umum, sebaiknya yang bersangkutan turut serta sebagai peserta karnaval akan lebih terhormat. Atas kejadian tersebut rakyat dirugikan, dan pemerintah daerah sangat menyayangkan kegiatan tersebut yang kami pandang justru dapat merugikan kepentingan rakyat kebumen baik langsung maupun tidak langsung, Rakyat yang sudah dating jauh-jauh dan berpanas panasan, ingin memeriahkan peringatan kemerdekaan Indonesia," kata Frans dalam keterangan resminya, Senin 19 Agustus 2024.
Pihaknya pun menyayangkan mengapa kegiatan pesta rakyat ini ditumpangi kegiatan politik, yang seharusnya steril dari semacam itu. Terlebih mereka mengadakan kegiatan itu tidak ada izin sebelumnya dari aparat. Dampaknya masyarakat yang sudah menunggu lama menjadi korban.
"Tentu dengan kejadian ini semua terpukul, kami dari Pemda dan juga Bupati terpukul dan menyayangkan mengapa kegiatan pesta rakyat itu harus ditumpangi kegiatan politik, karena pada akhirnya masyarakat menjadi kecewa, sudah menunggu lama panas-panasan tapi akhirnya tidak jadi menonton," ucapnya.
Menurut Frans, akan lebih terhormat jika jika mereka ikut sebagai peserta karnaval, karena kegiatan ini bersifat umum. Namun dengan catatan harus bersih dari embel-embel politik. Atas ketidaknyamanan tersebut, sekali lagi pihak panitia menyampaikan permohonan maaf.
"Kami dari panitia dengan tulus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kebumen yang telah dikecewakan dengan perubahan rute karnaval ini. Perubahan rute ini semata-mata untuk menghindari gesekan, karena kita nggak ingin pesta rakyat HUT Kemerdekaan ini disusupi kegiatan politik," jelasnya.
Rute karnaval pada mulanya star dari Stadion Candradimuka, kemudian ke Jalan Kusuma, menuju Jalan Soekarno-Hatta, lurus sampai muter Alun-alun Kebumen dan berakhir di Jalan Mayjen Soetoyo.
Namun karena di Jalan Soekarno-Hatta dimanfaatkan untuk kepentingan politik, yakni di Posko Pemenangan bakal calon bupati, maka alurnya diganti dari lampu merah Pasar Tumenggungan, tepatnya depan Pegadaian, belok kanan menuju perempatan Bakso Urip, lalu belok kiri ke SMP 7, dan masuk Alun-alun.
Acara karnaval diikuti Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih dan jajaran Forkompimda. Sementara Bupati Kebumen Arif Sugiyanto ada sedang berada di luar kota karena ada kegiatan yang tidak bisa diwakilkan.
Terpisah, Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kebumen atas insiden perubahan mendadak rute Karnaval HUT RI ke 79 yang membuat masyarakat kecewa. Kejadian itu juga memuat Bupati kecewa dan prihatin karena ada yang memanfaatkan karnaval diduga untuk ajang deklarasi kampanye.
"Saya selaku Bupati Kebumen mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kebumen, saya sangat-sangat prihatin karnaval harusnya menjadi pesta rakyat dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79 ada yang memanfaatkan untuk kepentingan politik salah satu calon, Hal itu pun dilakukan tanpa izin, kami mohon maaf sudah membuat rakyat kecewa," katanya kepada media, kemarin.
Menurut Bupati, pengubahan rute karnaval ini terjadi secara mendadak, dan tanpa sepengetahuanya. Hal itu dikarenakan Bupati Arif Sugiyanto tidak berada di lokasi, melainkan dirinya sedang menghadiri agenda penting di Jakarta.
"Kami mohon maaf, perubahan rute ini tidak ada konfirmasi sebelumnya, saya secara pribadi mohon maaf karena tidak bisa membersamai dan menghadiri acara karnaval karena ada agenda penting yang tidak bisa ditinggalkan," tuturnya.
Bupati juga merasa sedih adanya insiden ini, karena masyarakat sudah menunggu lama sampai berpanas-panasan hanya ingin bahagia melihat karnaval setahun sekali. Namun sayang kesempatan itu justru dirusak oleh tim pemenangan salah satu calon bupati yang diduga sebagai sarana politik untuk deklarasi dan sosialisasi mendulang suara.
"Ini pesta 17 Agustus kenapa ada yang menggunakan kesempatan kampanye politik di sana. Jangan korbankan rakyat, kasihan rakyat saya, sudah menunggu kepanasan, saya prihatin, benar-benar prihatin," terangnya.
Bupati menuturkan, kampanye itu ada waktunya, jangan hanya karena ingin mempromosikan calon bupati harus dengan cara-cara yang tidak dibenarkan.
"Terlalu gelap sebuah jabatan kalau rakyat yang harus dikorbankan," tandasnya.
Bupati menyayangkan rute karnaval terpaksa harus dirubah dari rencana awal dikarenakan adanya kegiatan pesta rakyat, yang harus bersih dari kegiatan politik.
"Kampanye itukan ada Waktu dan masanya, kasihan rakyat jika menjadi korban, kami sangat prihatin, sekali lagi saya mohon maaf atas kekecewaan masyarakat kurang khidmat dalam menyaksikan karnaval, kami minta maaf," kata maaf Bupati diulang-ulang.
Karnaval tahun ini diikuti sedikitnya 150 peserta baik dari unsur dinas, swasta, TNI, Polri, Masyarakar, sekolah, serta Lembaga masyarakat dan Perbankan. (Fur)