• Berita Terkini

    Selasa, 20 Agustus 2024

    Sepenggal Cerita Wajah Kebumen di Usia 395 Tahun

     


    Ruang Publik Bertambah Bikin Warga Semakin Nyaman



    Hari ini, 21 Agustus 2024, Kebumen memeringati hari Jadinya yang ke-395. Dengan usianya itu, kota ini sudah mengalami bermacam kondisi, baik suka maupun duka. Lalu bagaimana kondisi "kekinian" Kebumen?


    ---------------------------

    Ahmad Saifur Rohman, Kebumen

    ---------------------------

    Selama tiga setengah tahun terakhir Kabupaten Kebumen mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini sudah banyak dibangun tempat-tempat ruang publik untuk masyarakat bercengkrama bersama keluarga. 


    Pembangunan yang dilakukan Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto kini sudah bisa dinikmati masyarakat. Pembangunan tata kota mulai dari pedestrian, jalan satu arah Soekarno-Hatta atau yang biasa dikenal Moro Soetta hingga Alun-alun Pancasila, hingga Jalan Mayjend Soetoyo Kebumen diciptakan sebagai ruang publik yang nyaman saat ini banyak digunakan aktivitas masyarakat.

    Masyarakat saat pagi dan sore hari tampak antusias menikmati berbagai sudut kota kebumen, mulai dari aktivitas olahraga, berkumpul diskusi, pertemuan, kegiatan masyarakat hingga tempat rekreasi keluarga hingga momong anak.

    “Secara umum penataan kota Kebumen sudah lebih baik dan menjadi banyak tujuan, yang dilakukan Bupati Kebumen saat ini adalah menata kota dengan memanusiakan manusia, munculnya ruang publik yang dengan mudah bisa diakses oleh masyarakat ini semakin meningkatkan kualitas hidup, ruang publik di kebumen saat ini banyak tercipta untuk quality time keluarga dan menjadi tempat untuk ndulang anak," kata General Manager Badan Pengelola (GMBP) Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo kepada Ekspres kemarin.

    Sigit menjelaskan, ruang publik yang menjadi tempat menyuapi anak atau ndulang anak ini jika di kota-kota besar memiliki nilai yang mahal. Namun di Kabupaten Kebumen saat ini dapat diakses dengan mudah dan murah. Dengan ruang publik yang baik maka akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

    "Sekarang alun-alun kebumen bukan hanya berkegiatan masa, pemerintahan, olahraga hingga event saja, namun dikonsepkan untuk berkegiatan sehari-hari termasuk untuk ndulang anak, tempat bisa ndulang anak itu lebih penting dari olahraga, dengan tata kota kebumen yang nyaman ini dapat digunakan untuk keluarga dimana sebagai tempat quality time bapak ibu bisa ngajak anaknya sore-sore ndulang dan bermain itu mahal, semakin baik nyaman semakin mahal kalau di kota-kota besar itu berbayar, di kebumen ini justru mudah diakses sudah mulai tercipta dan tertata," jelasnya.

    Selain itu, ruang publik yang ramah lingkungan ini juga didukung dengan penataan drainase. Pemerintah Kabupaten Kebumen cukup serius dalam tata kelola air, sehingga saluran pembuangan utama di dalam kota kebumen yang dulunya sering banjir saat ini sudah mulai terkendali.

    "Selain menciptakan ruang publik yang ramah keluarga, pemerintah juga cukup serius dalam masalah drainase ini yang harus terus berkelanjutkan yang tentu harus didukung dengan masyarakat akan kesadaran lingkungan," katanya.

    Tak hanya itu, tata kota Kabupaten Kebumen saat ini sudah menggunakan penerangan dengan energi tenaga surya. Hal itu ni sebagai bagian dari renewable energy (energi terbarukan) yang menjadi konsep penting untuk hemat energi dan ramah lingkungan. 

    Lebih jauh, Sigit juga mengapresiasi dimana ruang publik kebumen yang tercipta saat ini sudah menerapkan tata kelola ramah inklusif, lansia dan difabel.Harapannya dengan tata kelola ruang publik yang baik ini dan penggunaan penerangan tenaga surya itu nantinya bisa menyebar secara masif hingga ke daerah pedesaan, pemerintah dalam skala kecil yakni kecamatan, kelurahan dan desa. Sehingga masyarakat sadar akan menjaga, merawat lingkungan dan ruang publik yang sudah diciptakan secara berkelanjutan.

    "Tata ruang publik dan manajemen kesadaran SDM akan kelestarian lingkungan ini yang mengantarkan Geopark Kebumen masuk dalam penilaian Unesco Global Geopark, mudah-mudahan tahun ini Geopark Kebumen masuk dalam jejaring Global Unesco," katanya.

    Sementara itu, berkat tata kota yang semakin baik, Kabupaten Kebumen berhasil meraih piagam penghargaan Adipura yang selama puluhan tahun dari periode ke periode bupati belum pernah tercapai.  

    Bupati Kebumen, H Arif Sugiyanto mengatakan, persiapan untuk penghargaan Adipura sudah jauh dilakukan oleh Kabupaten Kebumen. Bahkan telah dibuatkan tugu yang berada di depan kantor pos untuk menyambut Adipura. Namun karena penghargaan itu belum dapat diraih akhirnya tugu yang berdiri di tengah-tengah jalan itu berubah menjadi tugu PKK.

    “Untuk menyambut itu, dulu sudah dibuatkan tugu namun belum berhasilnya meraih predikat tersebut, akhirnya tugu itu berubah jadi tugu PKK, dan diera kami berdasarkan kajian lalu lintas yang saat ini semakin padat tugu itu sudah dirobohkan justru kini Kabupaten Kebumen dapat meraih Adipura,” beber Arif.

    Bagi Arif Sugiyanto, penghargaan Adipura yang sejak kecil ikut bersama-sama memperjuangkan melakukan pembersihan pasar untuk meraih Adipura sebagai kebanggaan dari Kabupaten Kebumen, senantiasa menunjukkan bahwa masyarakat kebumen peduli dengan lingkungan.

    “Alhamdulillah berkat doa dari seluruh masyarakat kebumen dan kerja keras dari dinas lingkungan hidup dan jajaran sekda juga seluruh dinas dan masyarakat yang sudah ber bahu-membahu menyelesaikan tugas selama 3 tahun ini agar kebumen harus mampu meraih Adipura dan insya Allah doa kita bersama dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan insya Allah Adipura akan kita boyong di Kabupaten Kebumen dan kita bersama-sama akan melihat Adipura tersebut insya Allah akan kita gilir di setiap kecamatan dan tentunya dengan Raihan Adipura tersebut kita wajib secara bersama-sama meningkatkan kepedulian kita terhadap kebersihan lingkungan,” katanya.

    Jika Kabupaten Kebumen sudah meraih Adipura hal yang harus ditekankan menurut bupati adalah yang pertama akan ada pembatasan dimana dalam berbelanja di swalayan dan toko modern tidak boleh lagi menggunakan plastik kresek di setiap transaksi. Untuk itu warga masyarakat disarankan saat berbelanja di toko modern harus membawa kantong sendiri, yakni kantong yang dapat dipakai secara berulang.

    Selain itu, untuk mempertahankan piala Adipura ini butuh gotong-royong semua elemen dan masyarakat menjaga lingkungan dan kelestarian alam serta pengelolaan sampah yang harus semakin baik.

    “Kita harus lebih peduli menjaga lingkungan dan untuk tidak membuang di sampah sembarangan dan juga tidak membakar sampah di lingkungan-lingkungan sekitar rumah, tetapi kita harus mengelola sampah-sampah tersebut dengan membuang di TPS 3R yang ada di tiap-tiap kelurahan tiap-tiap desa, usaha yang terus terus-menerus dilakukan dan alhamdulillah kini bisa membuahkan hasil,” kata Arif Sugiyanto penuh rasa syukur. (*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top