KEBUMENEKSPRES.COM, MAGELANG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengungkapkan keyakinannya bahwa pengembangan kawasan Candi Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikannya saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S Uno, dalam kunjungan untuk meninjau progres pengembangan DPSP Borobudur pada Kamis, 19 September 2024.
“Pengembangan DPSP Borobudur ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan ekonomi Jawa Tengah,” kata Sumarno saat acara tersebut.
Dalam proyek pengembangan ini, Pemerintah Provinsi Jateng berperan aktif dalam pengadaan lahan untuk penataan Pasar Seni Kujon yang terletak di kawasan Candi Borobudur. Pasar seni seluas 10,74 hektare ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk museum, area parkir, tempat untuk menjajakan produk UMKM, kuliner, dan amphitheater.
Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta memberdayakan mereka melalui pelatihan seni dan budaya. “Kami sangat mendukung pengembangan kawasan Borobudur,” tegasnya.
Sumarno menjelaskan bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah banyak bergantung pada sektor konsumsi, yang pada gilirannya didorong oleh pariwisata. Oleh karena itu, dukungan terhadap pengembangan DPSP Borobudur menjadi sangat krusial.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menambahkan bahwa dalam proses pengembangan kawasan tersebut, tidak akan terjadi alih fungsi lahan. Lahan pertanian di sekitar Candi Borobudur akan tetap dilindungi, memungkinkan para petani untuk terus mengelola lahan mereka.
Dia juga menekankan bahwa seluruh bangunan yang dibangun di kawasan tersebut harus mengikuti arsitektur Jawa atau Borobudur, tanpa adanya bangunan modern, guna menjaga keaslian budaya daerah. “Kebijakan ini sangat penting untuk melestarikan budaya asli kita,” ujarnya.
Luhut menjelaskan bahwa penataan kawasan Borobudur dilakukan sesuai dengan regulasi yang mengatur Tata Kelola Kawasan Borobudur, sehingga proses ini akan terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak terkait.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jateng, Pemkab Magelang, dan semua stakeholder yang terlibat, atas dukungannya hingga penataan kawasan Borobudur dapat berlangsung dengan baik,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga mengecek perkembangan pembangunan Lapangan Borobudur, Pasar Seni dan Museum Borobudur, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Pasuruhan di Kabupaten Magelang, serta Masjid Agung Jawa Tengah An-Nuur di Magelang.(*)