• Berita Terkini

    Selasa, 29 Oktober 2024

    Pemkab Kebumen Bakal Kembali Tata PKL Alun-Alun


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pemkab Kebumen telah menyiapkan " kapal mendoan" sebagai tempat berjualan para pedagang kaki lima (PKL). Namun dalam perkembangan terbarunya, para PKL kini menggelar hampir di setiap pojok alun-alun.


    Pemkab, dalam hal ini  Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) bakal menertibkan kembali para PKL. Namun terlebih dahulu akan dilakukan  sosialisasi


    "Kita memang ada rencana untuk melakukan penataan para pedagang, dari kemarin kita juga sudah melakukan sosialisasi atau himbuan kepada para PKL untuk tidak lagi berjualan di alun-alun," ujar Kepala Disperindag KUKM, Haryono Wahyudi, Minggu (29/10)


    Ia menyebut penertiban PKL perlu dilaksanakan karena memang secara aturan tidak bolehkan di alun-alun. Kemudian alasan lain, bahwa revitalisasi alun-alun masih dalam proses pengerjaan dan pemeliharaan, belum diserahkan terimakan dari penyedia jasa ke Pemkab Kebumen.

    "Tadinya kita sempat mengizinkan para pedagang berjualan, khususnya PKL yang dulunya di alun-alun sambil menunggu Kapal Mendoan jadi. Tapi jumlah PKL lama-lama membludak, semakin banyak yang berjualan, termasuk yang baru-baru, sehingga tidak kondusif," tuturnya. 

    Dikhawatirkan dengan semakin banyaknya pedagang yang masuk, maka akan mengganggu para pengguna alun-alun yang ingin berolahraga. Untuk itu , Disperindag KUKM bersama Satpol-PP akan menertibkan PKL sesuai dengan ketentuan. 

    "Yang sudah ditempatkan baru pedagang pagi nanti setelah siap maka PKL yang sudah terdaftar di Disperindagkukm sebagai pedagang alun alun akan ditempatkan di Kapal Mendoan," ujarnya.


    Di sisi lain, sejumlah pengunjung pun mengaku keberadaan para PKL yang memenuhi sudut alun-alun ini membuat mereka tak terlalu nyaman.  Pengunjung pun sepakat jika para PKL ini bisa ditata dan dirapikan untuk berjualan di satu area, seperti di Kapal Mendoan. 


    Sebab, jika PKL dibiarkan berjualan bebas di kawasan alun-alun, maka akan terlihat kumuh, kurang estetik, serta mengganggu pengunjung lainnya.  "Ini menurut saya pribadi ya, sejak awal kan konsepnya sudah jelas, PKL ditempatkan dalam satu selter di Kapal Mendoan. Jadi ya menurut saya, ya bagusnya dijadikan satu, jangan nyebar-nyebar, kelihatannya jadi semrawut, kumuh," ujar Roni pemuda asal Bonorowo, saat ditemui di alun-alun, Minggu (27/10)


    Ia berharap PKL bisa menaati peraturan. Kapal Mendoan kata dia, memang sudah didesain untuk menampung para PKL. Maka sudah seharusnya PKL bisa ditempatkan di sana. 

    "Percuma sudah dibangun bagus, tapi tidak ditempati. Memang lebih baik dijadikan satu," ucapnya. 

    Hal yang sama disampaikan pengunjung lain, Dian Lukiana asal Sawangan, Alian. Ia pun merasa lebih cocok kalau PKL ditata kembali tidak memadati seluruh area alun-alun. Menurutnya selain terlihat kotor, juga mengganggu pengunjung. "Sayang udah dibangun bagus-bagus, tapi kembali terlihat semrawut PKLnya. Harusnya jadiin satu aja sih. Kalau banyak gini kan mengganggu, apalagi kaya di area olahraga ini, kita jadi merasa nggak nyaman. Terlalu banyak pedagang," jelasnya.


    Ia pun berharap, pemerintah bisa memberikan solusi yang tepat, agar semua bisa ditata dengan baik. Karena bagaimanapun para PKL juga butuh berjualan untuk mencari rezeki. "Itu kan saya lihat di Kapal Mendoan masih banyak yang kosong, saya kira bisa ditempatkan di sana," jelasnya.

    Sementara itu, salah seorang PKL Agus asal Pejagoan yang berjualan chicken menyampaikan, dirinya menyadari bahwa berjualan di area alun-alun secara aturan tidak diperkenankan. Namun, ia meminta ada kebijakan dari pemerintah agar membolehkan para PKL berjualan di hari Minggu.

    "Khusus di hari Minggu Car Free Day, kamu harap bisa berjualan karena Alun-alun ini kan paling ramai pas hari minggu pagi. Jadi kita berharap bisa berjualan di hari minggu," tuturnya.

    Ia mengaku kalau berjualan di luar alun-alun lebih sulit dapat pendapatan, karena dulu ia sudah terbiasa jualan pada saat hari Minggu atau car free day. Saat ini ia berjualan di pinggir jalur jogging track.  "Ya memang aslinya nggak boleh, tapi mau bagimana lagi. Saya harap ada kebijaksanaan dari pemerintah," tuturnya. 

    Huda penjual donat, PKL warga Adikarso Kebumen, mengatakan sebenarnya dirinya juga bingung saat jualan di car free day diperbolehkan atau tidak, namun melihat ramainya pembeli ia pun ikut buka lapak sebaiknya pemerintah. Dirinya mengaku siap ditata dan mengikuti aturan namun meminta para PKL ini ditempatkan dan di tata khusus saat Car free day.

    “Kita siap ikuti aturan, ya sebaiknya kita dicarikan tempat khusus ditata, sehingga kita para pedagang untung juga pengunjung nyaman,” jelasnya. (fur)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top