• Berita Terkini

    Minggu, 05 Januari 2025

    Jejak Keberadaan Bioskop di Kebumen

    FOTO: Setyo Adi Nugroho

    Bagi masyarakat Kebumen yang hidup di era tahun 1970-an hingga 1990-an, pasti pernah merasakan sensasi menonton film di Bioskop Indrakila yang saat ini sudah difungsikan menjadi GOR Gembira. Jauh sebelum menjadi gedung olahraga seperti sekarang, pernah berdiri sebuah bioskop di atas tanah tersebut.


    Suasana Bioskop Indrakila kala itu digambarkan dengan layar bioskop menghadap ke utara dengan kualitas gambar yang sudah berwarna. Deretan kursi terdiri dari 3 kelas. Kelas 3 berada paling depan dan paling murah dengan kursi kayu panjang, sedangkan kelas 1 berada paling belakang dan paling mahal dengan kursi rotan perorangan. Dalam sehari film akan diputar mulai pukul 15.00 WIB dengan durasi 2 jam selama 3 putaran, sedangkan khusus film Bollywood (India) memiliki durasi 3 jam selama 2 putaran. Bila ada film baru yang akan diputar, akan ada suara pengumuman dari mobil pick up keliling sembari membagikan selebaran poster.


    Pabrik Gula hingga Tempat Tapol PKI

    Keberadaan Bioskop Indrakila sudah terlacak sejak awal tahun 1950-an dengan nama awal Bioskop Gembira. Kemudian tutup pada tahun 1964 karena boikot besar-besaran film produksi Amerika Serikat akibat situasi politik internasional yang sedang memanas. Film-film lain yang diputar kurang diminati penonton sehingga bioskop ditutup di masa itu.


    Ketika bioskop tutup sementara, bersumber dari cerita mulut ke mulut pada tahun 1965-an, bioskop ini dijadikan tempat tahanan politik (tapol) bagi orang-orang yang diduga menjadi simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tahanan tersebut diberi keterampilan membuat keset atau pengesat kaki dari sabut kelapa. Ada pula tahanan yang menjadi tukang patri atau tukang tambal alat rumah tangga dari seng.


    Pasca dijadikan tempat tahanan politik bagi simpatisan PKI, Bioskop Gembira kembali dibuka dan diubah namanya menjadi Bioskop Indrakila hingga kembali tutup pada dekade awal tahun 2000-an. Sejak saat itu, Bioskop Indrakila terbengkalai hingga tahun 2007 sebelum akhirnya diresmikan menjadi GOR Gembira sekitar tahun 2010.


    Usut punya usut, jauh sebelum menjadi bioskop, di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah pabrik gula bernama Pabrik Gula Sitiredjo yang eksis sebelum Indonesia merdeka.


    Bioskop Star yang Melegenda

    Tidak kalah populer dari Bioskop Indrakila, terdapat bioskop lain yang dikenal sebagai Bioskop Star. Bioskop Star terletak di Jalan Ahmad Yani, tidak jauh dari Taman Kota Sarbini yang merupakan bekas terminal bus. Apabila Bioskop Indrakila sering memutar film Indonesia dan Bollywood (India), Bioskop Star sendiri lebih kerap memutar film bergenre barat Hollywood dan Mandarin. Sebelum Bioskop Star pindah di Jalan Ahmad Yani, bioskop semula terletak di timur Tugu Lawet (sekarang Bank Mandiri). Oleh sebab lama tidak dipakai, gedung Bioskop Star yang lama kemudian dijuluki “Star Bodol”. Beberapa orang juga ada yang menyebutnya Bioskop Widodo. Sebelum menjadi bioskop, orang-orang dahulu menyebut gedung Bioskop Star Bodol dengan istilah Gedung Wahju yang kerap disewakan untuk berbagai pertunjukan, seperti ketoprak, sandiwara, dan lain-lain.


    Keberadaan Bioskop Lainnya di Beberapa Wilayah

    Tidak hanya di kota, terdapat berbagai bioskop yang tersebar di beberapa kecamatan lainnya. Kecamatan Karanganyar sampai pertengahan dekade 1990-an masih dapat dijumpai Bioskop Dewi yang letaknya di sebelah selatan pintu kereta timur. Saat ini gedung tersebut digunakan untuk gudang material oleh CV Prestasi. Bekas gedung bioskop juga dapat ditemui di Kecamatan Kutowinangun yang berada di Jalan Pemuda, tepatnya utara Puskesmas Kutowinangun. Namun, tidak banyak diketahui sejarah perkembangan Theatre Kutowinangun. Saat ini bekas gedung tersebut telah difungsikan menjadi gedung olahraga.


    Kecamatan Gombong justru menyimpan lebih banyak berita mengenai pemutaran film dan jatuh bangunnya perusahaan bioskop pada waktu itu. Tercatat beberapa bioskop pernah berdiri di Gombong, antara lain Bioskop Moelya, Bioskop Lestari, Bioskop Rahayu, dan Gombong Theatre. Meskipun ditemukan dokumentasi Bioskop Moelya pada tahun 1947, tetapi tidak diketahui sejak kapan bioskop tersebut mulai tidak beroperasi lagi dan di mana letak persis bioskop ini berada. Sedangkan riwayat Bioskop Lestari dan Bioskop Rahayu hanya bertahan sampai awal tahun 1990-an. Disusul Gombong Theatre yang tidak lagi berfungsi sejak akhir 1990-an karena insiden kebakaran.


    Menurunnya Antusiasme Menonton Film

    Seiring beredarnya CD/VCD dan kemunculan stasiun televisi swasta pada medio 1990-an, industri film Indonesia mengalami mati suri. Konsep sinetron berepisode juga mulai diperkenalkan. Pun banyak masyarakat yang sudah mempunyai televisi. Hal ini berdampak pada merosotnya ketertarikan masyarakat pada film sehingga berimbas pada keberadaan bioskop, tidak terkecuali bioskop-bioskop di Kebumen yang pada akhirnya lambat laun banyak yang gulung tikar.


    Menyambut Era Baru Menonton Film di Bioskop Kebumen

    Setelah vakum cukup lama, saat ini masyarakat Kebumen sudah bisa dimanjakan kembali dengan kehadiran Bioskop Platinum Cineplex Kebumen yang berlokasi di Trio Mall, Jalan Sarbini. Bioskop ini diresmikan sejak tahun 2023. Bahkan baru-baru ini juga tersiar kabar bahwa akan dibangun gedung bioskop baru di sebelah timur Tugu Lawet di atas tanah bekas SMA Masehi Kebumen.


    Penulis: Setyo Adi Nugroho, founder Potret Lawas Kebumen)



    Berita Terbaru :


    Next
    This is the most recent post.
    Posting Lama
    Scroll to Top