KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Tokoh masyarakat Gombong, Bambang Priyambodo, angkat bicara terkait aksi sejumlah warga yang menggelar aksi penolakan dugaan peredaran "pil sapi" dan sejenisnya di wilayah setempat pada Minggu (2/2/2025) lalu.
Bambang Priyambodo meminta, aparat segera turun tangan menangani kejadian ini. Mengingat, peredaran "pil sapi" dan sejenisnya ini sudah menimbulkan dampak yang cukup memprihatinkan.
Hingga saat ini, sudah cukup banyak kalangan remaja khususnya pelajar yang menjadi korban. Mereka bahkan harus mendapatkan perawatan medis.
"Adanya kabar ini (peredaran "pil sapi") sudah cukup lama terdengar. Apalagi korbannya adalah para remaja khususnya pelajar. Tentu hal ini membuat kami prihatin," ujar Bambang yang juga Ketua Ormas Pemuda Panca Marga juga pemilik Yayasan Lembaga Pendidikan terkenal di Gombong tersebut
Bambang Priyambodo menegaskan, peredaran pil terlarang ini sudah harus dihentikan. Ia pun mendorong aparat berwenang untuk segera mengungkap siapa di balik praktek jual beli barang haram tersebut.
Termasuk, menyelidiki adanya kemungkinan para pelaku mendapat perlindungan dari oknum aparat. "Kalau sampai ada misalnya, ada aparat terlibat kan sangat disayangkan itu. Hanya demi mendapat segepok uang, mereka tega mengorbankan masa depan generasi muda," ujar pria yang juga mantan pejabat di lingkungan Pemkab Kebumen tersebut
Bambang mengungkap, pandemi covid beberapa lalu tak hanya merugikan Kesehatan. Di bidang Pendidikan, bahkan sudah dirasakan. Menurutnya, jelas terlihat kemunduran siswa akibat sempat tak maksimalnya proses pembelajaran pada masa pandemi covid. "Dari biasanya 100 siswa di SMK kami yang lolos seleksi saat mendaftar ke dunia kerja, untuk tahun lalu hanya 50 yang lolos. Ini artinya ada penurunan output Pendidikan kita. Jangan sampai hal itu diperparah dengan adanya jual beli barang terlarang ini," katanya.
Bambang pun berharap banyak. Terlebih kepada Kapolres dan Dandim Kebumen yang baru. "Tentu sebagai warga kami siap membantu bila dibutuhkan," ujar Putera Veteran Kebumen, Soenarto tersebut.
Seperti diberitakan, ratusan warga di Kecamatan Gombong menggelar unjuk rasa menolak dugaan peredaran pil sapi dan sejenisnya Minggu (2/2/2025)
Aksi ini berlangsung di sekitar ruko di Jalan Gombong-Kuwarasan, tepatnya di selatan gardu PLN, dan diikuti oleh sekitar 100 warga. Saat aksi, warga dan aparat sempat berupaya menemui pemilik toko yang diduga menjual pil yang terindikasi barang terlarang. Karena gagal menemui pemilik toko, warga kemudian memasang spanduk berisi penolakan. (cah)