• Berita Terkini

    Senin, 17 Februari 2025

    Kunjungi Budidaya Kepiting, Staf Ahli Menteri Lirik Kolaborasi Pemberdayaan dengan Penanganan Anak Tidak Sekolah

    Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Dr. Mariman Darto, S.E., M.Si. mengunjungi budidaya kepiting di Desa Babakan Kecamatan Kawunganten. 


    CILACAP - Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Dr. Mariman Darto, S.E., M.Si., mengunjungi tambak ikan dan kepiting di Desa Babakan, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap. Tambak ini dikelola oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Babakan.


    Tambak seluas satu hektare ini dikelola oleh 17 warga setempat yang tergabung dalam Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) dan telah menghasilkan panen setiap bulan. Bagian atasnya pada galon yang mengapung ada ribuan kepiting sedangkan padabagian bawah kolam ikan ada puluhan ribu benih ikan air payau yang dibudidayakan. 


    Dalam kunjungannya, Dr. Mariman melihat potensi kolaborasi antara pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan penanganan anak tidak sekolah (ATS).


    "Ini adalah contoh pemanfaatan tanah wakaf yang sukses untuk pemberdayaan masyarakat. Jika budidaya ini dikembangkan lebih lanjut hingga tahap pengolahan dan pemasaran, kemandirian cabang dan ranting Muhammadiyah bisa terwujud dan menjadi contoh bagi lainnya," ujar Dr. Mariman, yang juga Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


    Tambak ini dikelola oleh Jamaah Tani Muhammadiyah Desa Babakan di bawah koordinasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kawunganten. Saat ini, terdapat sekitar 1.700 kepiting yang dibudidayakan dengan metode apung menggunakan galon air mineral bekas. Budidaya ini juga dipadukan dengan ikan air payau.


    Kolaborasi untuk Mengatasi Kemiskinan dan Anak Putus Sekolah


    Dr. Mariman menekankan pentingnya kolaborasi antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) dalam menangani masalah kemiskinan dan anak tidak sekolah.


    "Di Cilacap, jumlah anak yatim piatu cukup tinggi. Di salah satu desa di Kecamatan Wanareja yang baru kami kunjungi, tercatat ada sekitar 200 anak yatim piatu. Dalam satu kecamatan diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 anak," ungkapnya.


    Ia menegaskan bahwa penyelesaian masalah ini membutuhkan peran aktif ranting dan cabang Muhammadiyah, yang memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat. Ranting dapat mengidentifikasi anak yatim maupun anak putus sekolah di lingkungannya dan berperan masalah itu.


    Selain itu, Dr. Mariman juga mendorong agar lembaga pengembangan UMKM terlibat dalam program ini. Menurutnya, jika seluruh elemen Muhammadiyah bergerak bersama, didukung oleh pemerintah, maka tugas negara dalam menangani kemiskinan akan lebih ringan.


    "Pemerintah akan berperan dalam fasilitasi, sementara Muhammadiyah menjadi ujung tombak dalam pengentasan kemiskinan," tegasnya.


    Tambak yang dikelola di Kawunganten dinilai sebagai potensi besar yang perlu mendapatkan dukungan. "Pemerintah seharusnya memberikan prioritas kepada kelompok masyarakat yang memiliki inisiatif dalam mengentaskan kemiskinan," tambahnya.


    Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa program ekonomi produktif seperti ini dapat dikaitkan dengan upaya mengembalikan anak putus sekolah ke dunia pendidikan. Anak-anak yang tidak ingin kembali ke sekolah formal bisa mendapatkan pelatihan keterampilan (life skill) yang relevan dengan dunia kerja.


    "Di tempat ini, pendekatan yang digunakan bukan sekadar schooling, melainkan learning. Anak-anak belajar karakter, keterampilan hidup, dan harapan. Dengan demikian, mereka bisa tumbuh menjadi petambak yang sukses," kata dia.


    Ketua Jatam Babakan, Salsono, mengungkapkan bahwa budidaya kepiting dengan memanfaatkan galon mineral telah berlangsung selama delapan bulan dan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Budidaya ini melibatkan 17 warga sekitar sebagai langkah pemberdayaan untuk menaikan taraf ekonomi mereka.


    Budidaya ini memakai sistem hibrid untuk memaksimalkan hasil panen. Pada bagian yang mengapung pada galon ada ribuan kepitung yang dibesarkan sedangkan pada bagian dasar ada belasan ribu benihikan air tawar yang dibudidayakan. 


    "Sebelumnya ada kunjungan dari Ketua MPM PWM Jawa Tengah dan juga kunjungan ahli kelautan Unsoed yang juga dewan pakar dari MPM PWM Jawa Tengah dan disarankan budidaya kepiting ini hibrid dengan budidaya ikan air payau guna memberikan nilai tambah. Ini sudah mulai kita realisasikan. Belasan ribu benih ikan sudah kita tebar. Hingga saat ini perkembangannya cukup bagus," kata dia


    Adapun tingkat keberhasilan budidaya kepiting memakai galon ini menurut Salsono mencapai lebih dari 90 persen. "Tingkat kematiannya kurang dari 10 persen. Ini merupakan awal yang sangat baik, dan ke depan kami berharap tingkat kelangsungan hidup kepiting bisa meningkat hingga di atas 95 persen," ujar Salsono.


    Ketua JATAM Kabupaten Cilacap Suraswanto mengatakan model pemberdayaan tambak kepiting ini sangat bisa dikolaborasikan dengan penanganan anak tidak sekolah. Terutama pada peningkatan life skill.


    "Tambak ini bisa menjadi tempat belajar mereka sembari mendapatkan penghasilan," kata dia.


    Ia juga mengatakan model budidaya kepiting dengan galon ini juga akan diujicobakan di SMA Muhammadiyah 1 Cilacap. Tidak memakai tambak yang memakan lahan luas namun cukup dnegan galon dengan sistrem bertingkat. Air akan terus mengalir dari galon di atasnya ke galon di bawahnya. Diharapkan budidaya kepiting ini juga akan memberikan ketrampilan bagi siswa-siswa SMA yang berada di pesisir pantai selatan Cilacap ini.


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top