• Berita Terkini

    Minggu, 16 Februari 2025

    Kunjungi Kebun Melon SMA Muhammadiyah 1 Cilacap, Dr Mariman Darto Tekankan Inovasi dan Kreativitas Sekolah


    CILACAP – Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Dr. Mariman Darto, S.E., M.Si., melakukan kunjungan kerja ke SMA Muhammadiyah 1 Cilacap Sabtu, 15 Februari 2025. Dalam kunjungan kerja ini Ia melihat inovasi dari sekolah tersebut dalam pengembangan agrobisnis hidroponik tanaman melon.


    Dalam kesempatan tersebut, Dr. Mariman menekankan pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan. Menurutnya, kualitas sekolah unggulan tidak hanya ditentukan oleh status sebagai SMA atau SMK, tetapi lebih pada kreativitas serta pengembangan yang dilakukan.


    "Saya melihat langsung kerja kreatif SMA Muhammadiyah 1 Cilacap, dan ini bisa memberikan dampak besar jika dikembangkan lebih luas. Sekolah unggulan adalah sekolah yang mampu berinovasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat," ujarnya.


    Ia juga menyoroti peran kepala sekolah dengan jiwa enterpreneur sebagai faktor kunci dalam mengelola dan mengembangkan potensi sekolah. Menurutnya, kolaborasi dengan pihak swasta, seperti yang dilakukan Muhammadiyah, merupakan strategi efektif untuk meningkatkan daya saing sekolah swasta di Indonesia.


    Selain itu, Dr. Mariman mengaitkan inovasi agrobisnis ini dengan program makan siang gratis pemerintah. Ia menilai bahwa hasil pertanian dari sekolah bisa menjadi bagian dari solusi ketahanan pangan di lingkungan sekitar.


    "Sekolah ini memiliki potensi besar. Jika dikembangkan dalam skala bisnis yang lebih luas, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga masyarakat sekitar," tambahnya.


    Ia pun mengapresiasi SMA Muhammadiyah 1 Cilacap sebagai sekolah dengan kreativitas di atas rata-rata dan mendorong pengembangan lebih lanjut di sektor agrobisnis.


    Perluasan Kebun Melon dan Budidaya Kepiting Bakau


    Kepala SMA Muhammadiyah 1 Cilacap, Drs. Wahidin, mengungkapkan bahwa kebun hidroponik melon berukuran 20x8 meter ini telah berdiri selama lebih dari sembilan bulan. Saat ini, terdapat 540 tanaman melon yang bisa dipanen setiap 80 hingga 90 hari.


    "Hari ini merupakan panen yang ketiga," ujarnya.


    Selain sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam bidang agribisnis, kebun ini juga menjadi sumber pendapatan sekolah. Para siswa terlibat langsung dalam proses perawatan tanaman dari awal hingga panen, sehingga mereka mendapatkan pengalaman dalam budidaya pertanian modern.


    Dalam setiap panen, kebun melon ini mampu menghasilkan sekitar 7 kuintal melon dengan harga jual Rp 35 ribu per kilogram. Dengan demikian, setiap kali panen, sekolah memperoleh pendapatan rata-rata Rp 21 juta.


    Melon yang dibudidayakan merupakan varietas unggul dengan cita rasa manis dan tekstur renyah. Proses pemasarannya pun tidak mengalami kendala, sebab masyarakat sekitar selalu antusias membeli hasil panen sekolah.


    "Kami justru kewalahan memenuhi permintaan setiap panen," tutur Wahidin.


    Melihat potensi besar yang dimiliki, pihak sekolah berencana memperluas kebun melon agar dapat menampung sekitar 1.500 tanaman. Adanya perluasan ini, diharapkan panen bisa dilakukan setiap bulan, sehingga semakin meningkatkan produktivitas dan manfaat ekonomi bagi sekolah serta lingkungan sekitar.


    Selain pengembangan agrobisnis melon, SMA Muhammadiyah 1 Cilacap juga bersiap mengembangkan budidaya kepiting bakau. Proyek ini akan memanfaatkan galon bekas air mineral dengan sistem apartemen sebagai media budidaya.


    Untuk merealisasikan rencana tersebut, sekolah akan bekerja sama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cilacap melalui Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).


    Ketua JATAM Kabupaten Cilacap, Suraswanto, menyatakan bahwa metode budidaya kepiting bakau menggunakan galon mineral ini sudah dikembangkan oleh JATAM Desa Babakan PCM Kawunganten dan terbukti berhasil.


    "Mereka sudah bisa memanen setiap bulan, dan permintaan kepiting bakau di pasaran juga cukup tinggi," ungkapnya.


    Menurut Suraswanto, model budidaya ini telah teruji sehingga dapat diterapkan di sekolah sebagai media pembelajaran yang inovatif sekaligus berpotensi meningkatkan pendapatan sekolah.


    "Adanya Inovasi ini, SMA Muhammadiyah 1 Cilacap bisa kian perannya sebagai sekolah yang kreatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam mengembangkan potensi yang ada demi manfaat yang lebih luas," ujarnya


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top