• Berita Terkini

    Kamis, 27 Februari 2025

    Wabup Zaeni Minta Wartawan Kebumen Tetap Kritis Namun Kedepankan Etika


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Wakil Bupati Zaeni Miftah, meminta para jurnalis di Kebumen dapat meneladani jurnalis senior di Indonesia terkait prinsip independensi dalam menulis berita.

     

    Zaeni Miftah pun mendorong para wartawan di Kebumen tetap dapat kritis dengan semangat membangun daerah.


    "Saya kagum pada tokoh pers seperti Mochtar Lubis dan Gunawan Moehamad. Dan saya berharap insan pers di Kebumen dapat mencontoh kepiawaian mereka dalam dunia jurnalistik."



    “Tetaplah kritis tanpa harus menjadi pengemis, tetaplah keras tanpa harus memeras. Itulah wartawan independen, yang memiliki jiwa patriotisme,” kata Zaeni Miftah saat hadir pada resepsi dan sarasehan dalam rangka puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan HUT ke-79 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kabupaten Kebumen, Selasa (25/2/2025) malam.


    Peringatan  Hari Pers Nasional PWI Kabupaten Kebumen mengusung tema “Pers Mengawal Pengentasan Kemiskinan Menuju Kebumen Sejahtera”.


    Acara yang berlangsung di Pendopo Kabumian ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kebumen, Zaeni Miftah, jajaran Forkopimda, serta mitra kerja PWI Kebumen dari berbagai instansi, seperti BUMD, perbankan, perguruan tinggi, rumah sakit, organisasi profesi, ormawa, dan ormas.



    Wabup Zaeni juga menyetujui tema HPN kali ini. Menurutnya, tema tersebut sangat relevan dengan upaya pemerintah daerah dalam menyejahterakan masyarakat. “Kami tidak anti kritik. Tentu ada etika jurnalistik yang harus dipatuhi. Pers punya pengaruh luar biasa, baik positif maupun negatif,” pungkas Zaeni.


    Sementara itu,  Ketua PWI Kebumen, Supriyanto, mengatakan pentingnya peran pers dalam isu-isu kemiskinan. Menurutnya, pers adalah representasi suara dan aspirasi masyarakat. Selain itu, insan pers harus mampu menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat, terutama yang termarginalkan.

    "Kita mengawal implementasi kebijakan dan program pemerintah, memastikan anggaran dialokasikan dan dilaksanakan dengan tepat sasaran,” ujar Supriyanto.

    Supriyanto mencontohkan kasus di perbatasan Kebumen-Banjarnegara, tepatnya di Dusun Semanda, Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam. Warga Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, bergotong-royong memperbaiki jalan rusak di wilayah Kabupaten Kebumen karena sering mereka lalui.

    “Ini adalah contoh isu yang perlu diangkat. Masyarakat seringkali melapor ke wartawan agar masalah mereka viral. Namun, yang terpenting adalah bagaimana pers dapat menjadi jembatan komunikasi yang baik,” lanjut Supriyanto.

    PWI Kebumen juga aktif mendorong agar isu-isu di desa dapat lebih diperhatikan. Supriyanto mengungkapkan bahwa pihaknya telah beraudiensi dengan pimpinan DPRD untuk membahas hal ini.

    “Kami akan menindaklanjuti dengan pemerintah desa untuk mengangkat potensi desa, meningkatkan literasi, dan menjawab pertanyaan dari oknum wartawan yang mungkin tidak sesuai dengan tupoksinya,” tegas Supriyanto.

    Supriyanto juga menyoroti tantangan pers di era digital, di mana informasi berkembang sangat cepat, termasuk dengan kehadiran artificial intelligence. “Tugas kita adalah menjernihkan informasi, memberikan referensi yang benar kepada masyarakat,” katanya.



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top