KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Prestasi spektakuler diraih Tim Wushu Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen dari ajang The 20th Hongkong International Wushu Championship 2025.
Mewakili Indonesia dalam even bertaraf internasional tersebut, Tim Wushu Pesantren Al-Kahfi Somalangu meraih 2 medali emas perseorangan individu Usia (U) 15 atas nama Kafka Bisma Wicaksono. Satu emas lagi dipersembahkan Afif Nur Fatah dari U-14
Kemudian dua medali perak datang dari kategori beregu dan individu umum non senjata atas nama M.Ilham Riski Saputra. Kemudian 1 medali perunggu untuk Individu Umum non Senjata atas nama Aidil Nur Fathan Ramadhan.
Ketua Tim Wushu Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Julizar Idris, menyampaikan The 20th Hongkong International Wushu Championship 2025 merupakan ajang sangat bergengsi. Lebih dari 80 ribu peserta dari 50 negara dan wilayah ikut bagian dalam ajang ini.
"Karena itulah kejuaraan menjadi salah satu yang terbesar di dunia," ujar Julizar Idris yang kemarin didampingi Hartono Limin dan Sarwono, Senin (3/3)
Prestasi gemilang ini tak lepas dari buah persiapan yang matang. Demi mempersiapkan diri mengikuti ajang ini, Tim Wushu Pesantren Al-Kahfi Somalangu mengikuti pemusatan latihan selama empat bulan.
Mereka juga mendatangkan pelatih bernama Ma Jiandong dari Yunnan, China. Pemusatan latihan ini terlaksana berkat dukungan dari Team Hualong Tarekat Naqsabandiyah di Kunming City, Yunnan.
Pelatih asal China tersebut memberikan pembinaan intensif, baik dari segi teknik maupun mental, dengan tujuan untuk memastikan tim siap bersaing di tingkat internasional.
Di tempat yang sama, Julizar Idris menyatakan bahwa keikutsertaan dalam kejuaraan ini tidak cuma tentang prestasi olahraga, tetapi juga sebagai bentuk diplomasi budaya. "Pesantren Al-Kahfi, sebagai pesantren tertua di Indonesia, ingin menunjukkan bahwa wushu bisa menjadi media untuk mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan China," ujar Julizar.
Dikatakan Julizar, langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan China
: "Kami berharap kerja sama ini bisa berkembang lebih luas, misalnya dengan memperkenalkan pembelajaran bahasa Mandarin di pesantren-pesantren. Selain itu, kami juga mendorong adanya program beasiswa bagi alumni pesantren untuk belajar teknologi dan ilmu pengetahuan di China," ungkapnya. (cah)